Dee... kau tahu sendiri, ada beberapa kelemahanku dalam
berkomunikasi, bukan karena aku tidak bisa mengatakan langsung apa yang
kupikirkan, justru terkadang aku takut bila aku bersikap terlalu over,
mereka malah tersakiti, jadi aku lebih leluasa menuliskan apa yang ingin
kusampaikan dalam bentuk cerita, karena sebuah cerita ada intisari
kehidupan dari masa lalu, bila tentang masa depan dia akan menjadi
sebuah harapan, sehingga siapapun yang mendengar atau membacanya tidak
merasa di hakimi atau digurui, tapi mereka akan berfikir secara jernih
untuk mengambil langkah mana yang terbaik dalam menyelesaikan
masalahnya...
Ada empat cerita berkaitan dengan dua masalah yang dihadapi temenku tsb, yakni:
Kisah Pertama
Ada Sebuah hutan di pedalaman Amerika, bila seorang pemburu ingin
memburu seekor monyet dengan mudah mereka hanya membutuhkan sebuah botol
yang di dalamya di taruh sebuah roti isi, kemudian di letakkan dekat
kawanan monyet pada malam hari, keesokan harinya pasti ada monyet yang
terperangkap karena salah satu tangannya terjebak di botol dalam keadaan
memegang roti yang ada di dalam botol. padahal bila sang monyet mau
melepaskan roti tsb dia bisa saja tidak terjebak dan kembali bebas,
namun karena monyet-monyet di kawasan tersebut lebih memilih menahan
roti isi daripada melepaskan akhirnya para pemburu dengan mudah
mendapatkan mereka tanpa susah lagi berburu.
Kisah Kedua
Suatu ketika seorang guru bijak mengumpulkan semua muridnya, beliau
bertanya adakah di antara muridnya yang pada saat itu sedang membenci
orang, bila yang ya maka murid tsb di minta angkat tangan, ternyata
semua muridnya angkat tangan. maka sang guru membuat sebuah permainan
yang di sepakati bersama yakni bila muridnya membenci orang dia harus
membawa tomat, 1 tomat untuk satu orang yang di benci, besar kecil tomat
tergantung kebencian pada orang tersebut, semakin besar kebencian
semakin besar tomat yang di bawa. dan tomat tersebut harus di bawa
kemanapun murid tsb pergi selama masih ada kebencian masih ada. bila dia
bisa memaafkan mereka boleh menanam tomat di tanah dan murid-muridnya
di minta membuat laporan dua minggu kemudian.
Ternyata para murid yang membawa tomat ada yang keberatan terlebih
yang membawa tomat yang besar dan banyak. karena tomat tersebut tak
hanya membebani tapi juga semakin hari semakin bertambah busuk, ada juga
murid yang telah belajar memaafkan dan menanam tomat tsb. dua minggu
kemudian murid-murid yang masih membenci datang dengan sejuta keluhan,
pinggang sakit belum lagi merasakan bau busuk dari si tomat sedangkan
murid yang belajar memaafkan mereka malah tersenyum mereka malah datang
dengan sebuah tunas tomat yang mereka tanam.
Kisah Ketiga
Dua pengembara, mereka berdua mengadakan perjalanan
yang sangat panjang. suatu ketika kedua orang tersebut mendapati di
salah satu sepatu mereka ada sebuah kerikil, seorang pengembara berhenti
sejenak dan mencopot sepatunya mengambil dan mengeluarkan kerikil yang
ada di sepatunya, sedang pengembara satu lagi menganggap remeh, dia
merasa hanya sebuah kerikil kecil..
Namun apa yang terjadi pengembara yang mengambil dan mengeluarkan
kerikil tersebut lebih cepat sampai ketujuannya sedang yang menahan
kerikil, akhirnya dia merasakan kecapaian karena kerikil tsb sehingga
sepanjang perjalanan dia kesakitan.
Dee ...
Sesungguhnya dalam hidup ini Allah telah memberikan sebuah pilihan
agar kita bisa menentukan langkah apa yang terbaik agar kita semua bisa
mencapai derajat kebaikan di sisi-NYA, namun terkadang kita sebagai
manusia seringkali tertipu ada yang karena ketamakan seperti kisah sang
monyet menyebabkan dia terbelenggu dan binasa karena tidak mau
melepaskan apa yang seharusnya bukan miliknya.
Ada yang membawa beban yang memang bisa di lepaskan seperti kisah
guru dan tomat, bebannya itu atas kemauannya sendiri, busuknya dia juga
yang merasakan, namun bila bersikap lapang untuk menanam tomat tsb akan
tumbuh tunas baru yang akan membuat harapan baru.
Sedangkan kisah ketiga kita bisa bercermin bahwa jangan merasa sok
kuat bisa menahan sesuatu yang menurut kita sepele (kecil), tapi kita
tahu bahwa itu ada sebuah ganjalan dalam mencapai tujuan kita. bila
lebih cerdas kita bisa mengembilnya kemudian menaruhkan sebuah
persimpangan yang akan menjadi petunjuk bagi orang lain.
Dee.. sesungguhnya tiap cinta yang Allah sebarkan di muka bumi ini
ibarat cahaya yang menyinari dimanapun dia berada, namun cahaya tsb akan
berubah kegelapan bila tidak di posisikan pada tempat yang salah.
Apa yang kita miliki di dunia sesungguhnya milik Allah semata, kita
tak berhak menangisi, kecewa bahkan membenci ketika Allah mengambil
kembali milik-Nya karena sesungguhnya Allah lebih tahu tentang rencana
indah di balik kehidupan yang DIa Ciptakan.dan berhati-hati terhadap
penyakit Ghurur (tertipu/kekaguman terhadap diri sendiri yang terlalu
besar dan berlebihan) dan penyakit Wahan yakni cinta dunia dan takut
akan kematian.
Kita bersaudara karena Allah. semoga ikatan ini saling mengingatkan
dengan baik, dengan niat baik, dengan cara yang baik pula sehingga
merasakan limpahan kasih sayang dan penjagaan Allah di setiap desahan
nafas kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar