Selasa, 17 Januari 2012

Berjuang dalam Kelumpuhan



Sahabat-sahabat sekalian, yang duduk di kursi roda namanya adalah Fauzan Ulil Abshar, lahir tahun 1994, biasa dipanggil Ozan. Umurnya sekarang kurang lebih 13 tahun.
Yang berdiri di sebelah namanya adalah Zulfa Ulil Azmi, dia adik Fauzan yang baru berusia 4 tahun. Mereka berdua tinggal di Bekasi.

Fauzan Ulil Abshar mengalami kelumpuhan saat usianya menginjak sepuluh tahun, tepatnya tahun 2004. Berarti Fauzan menjalani kehidupan selama 10 tahun dalam kondisi seperti layaknya anak-anak normal yang suka berlari-lari, bercanda dengan temannya sambil tertawa, berjalan kaki ke manapun dia ingin, bersepeda, berenang atau melakukan berbagai aktivitas lainnya dengan semangat dan keceriaan.

Terbayang bukan bagaimana kesedihan yang dirasakan Fauzan?
Sedang asyiknya menikmati masa-masa pertumbuhan tiba-tiba Fauzan harus mengalami kelumpuhan yang menyebabkan kakinya tidak mampu lagi digerakkan dan digunakan untuk beraktivitas seperti layaknya anak-anak yang lain. Membuat dia menjadi berbeda dengan teman-teman sebayanya. Tiga tahun sudah Fauzan menjalani hidupnya sehari-hari di atas kursi roda. Semua aktivitas yang dulu pernah dia lakukan tinggallah kenangan, dan semua aktivitas orang lain yang tidak mengalami kelumpuhan sepertinya menjadi sebuah impian.

Mungkin seandainya kenikmatan di saat kakinya masih bisa dipergunakan belumlah sempat dirasakan tentu rasanya tidaklah terlalu berat menjadi seperti sekarang ini. Secara kejiwaan Fauzan adalah anak yang sama seperti layaknya kita di saat seumuran dengannya, bagaimana kita di saat berumur 13 tahun?
Kita sedang asyik beraktifitas dengan teman-teman sebaya kesana-kemari mengexplore dunia kecil kita dan sibuk mencari tahu setiap hal dan beraktivitas dengan energi yang besar, dengan bebasnya melangkahkan kaki ini kemanapun kita inginkan. Sedangkan Fauzan?
Mungkin dia harus berpikir dua kali untuk berbuat hal yang sama dengan kita.

Pada saat dipotret Fauzan sedang menangis karena tiba-tiba kakinya terasa begitu sakit. Adiknya menatap dengan iba, sementara ibunya memegangi kaki Fauzan sambil sesekali menyeka air mata yang menetes. Fauzan bilang mudah-mudahan teman-teman yang melihat keadaannya bisa lebih bersyukur dan yang bersedih bisa hilang kesedihannya. Semoga Allah membalas setiap kesabaran Fauzan.

Foto diambil sesaat setelah Fauzan mengisi acara sebagai tamu pada Training ESQ Remaja di Bekasi beberapa tahun yang lalu, setelah mendapat izin dari Fauzan dan ibunya untuk dimuat agar bisa menjadi pelajaran dan penyemangat bagi banyak orang. Sayang saya lupa meminta nomor telepon yang bisa dihubungi, tetapi mudah-mudahan cerita ini bermanfaat untuk kita semua.

Meskipun kakinya tak lagi berfungsi tetapi Fauzan masih bisa berbagi hal yang baik dengan ceritanya. Kita yang masih memiliki tangan, kaki, lidah, mata serta pendengaran yang berfungsi dengan baik mudah-mudahan tidak sibuk dengan kesedihan dan keluhan tetapi sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang  baik dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar