Kamis, 19 Januari 2012

Pencarian Jati Diri... SELAMANYA MENJADI SEORANG HAMBA ...

Aku selalu dalam keraguan tentang apa dan siapakah diriku.
Pertanyaan itu terus hantui dan ganggu hari-hariku.
Aku merasa sendiri dan sepi diantara keramaian.
Aku merasa kosong dan tiada arti ...

Pertanyaan itu ganggu tidurku sudah bertahun-tahun lamanya.
Seakan dia adalah bagian dari diriku.
Selalu mempertanyakan arah dan sejatinya diri.
Kemana harus melangkahkan kaki kecil yang lemah ini ...

Suatu hari aku bertemu dengan seorang hamba Allah, lalu Dia berkata padaku : “Apakah yang membuatmu gusar saudaraku…?”

“aku sedang mencari jati diri dan kemana arah langkah yang harus kulalui agar selalu dalam ridha Tuhan” Jawabku.

Hamba Allah itu berkata sambil tersenyum lebar : “apa mungkin kau akan mendapat arah hidup jika engkau selalu lari saat petunjuk itu datang dan menghampirimu“.

“Apa maksudmu wahai saudaraku…?” Ujarku sambil merasa kebingungan.

Hamba Allah yang begitu saleh dan tawadhu itu berkata padaku dengan nada yang sangat lembut :
“saudaraku, keraguan yang selama ini menghantuimu dikarenakan kau berpegang pada selain Allah.. kau berharap akan rezekimu pada manusia, kau sibuk mencari jodoh karena malu terhadap manusia dan kau beribadah hanya untuk muliakan dirimu dihadapan manusia. Sekarang ganti dan muliakan dirimu dan bergantunglah hanya kepada Allah dan kembalilah padanya dengan penuh keikhlasan”.

Sesaat aku terdiam dan membisu mendapat sebuah wejangan yang sudah sering aku dengar tapi tidak pernah aku kerjakan.

Lalu si Hamba tersebut berkata lagi dengan nada yang begitu lembut :
”Dirimu adalah Hamba maka perlakukanlah dirimu layaknya seorang hamba agar sang Raja sudi memberikan sesuatu yang kau damba-dambakan.” Lalu dia pergi menghilang seperti angin di kala kekeringan…

Hamba hanyalah hamba ..
Dan akan selamanya akan menjadi seorang Hamba ..
Maka Muliakanlah dirimu saat engkau dalam kehambaan itu ..
Agar engkau dapat menjadi raja untuk dirimu ...

Seorang hamba pasti berakhir dan kembali pada sebuah istana yang terbuat dari papan, gelap gulita dan tidak ada satu orang pun yang mau menemaninya. Hamba hanya sendiri dan tidak dapat meminta bantuan kepada siapa pun juga. Kita hanya sendiri tanpa kekuatan dan kesombongan yang ada.

“Istana Papan”

Hiduplah engkau dengan kemewahan
Habiskan waktumu untuk umbar hawa nafsu
Tinggallah engkau di istana emas dan perak
Dan banggakan dirimu di hadapan manusia
Seolah engkau hidup selamanya ...

Lalu engkau tersentak…
Saat waktunya telah tiba
Saat ruhmu dipaksa keluar dari jasad yang hina
Lalu engkau terbujur tak berdaya ....

Padahal baru saja kemaren engkau bersenang-senang
Tapi sekarang engkau sudah terkapar
Ditangisi oleh keluargamu ..

Kemudian engkau dimandikan, di kafankan, dishalatkan dan engkau dikuburkan
Terbayang dosa yang telah engkau perbuat
Tapi sudah terlambat
Kini engkau sudah di alam barzakh
Yang ada kini hanya engkau dan amalmu ..

Kemewahan telah meninggalkanmu ..
Keluarga sibuk membagikan hartamu ..
Sekarang istanamu hanyalah papan ..
Dan pakaianmu hanyalah sehelai kain kafan ..

Engkau tangisi diri
Berharap bisa kembali
Untuk perbaiki amal ibadah
Yang kau lalaikan dan kau lupakan ...

Tapi saudaraku…..
Engkau sudah terlambat…
Sungguh sudah terlambat
Yang akan kau temui hanya siksa
Sampai hari kebangkitan nanti
Saat seluruh diri diminta pertanggung jawaban ..

Rasa sadar kita untuk kembali kepada Cinta Sejati mungkin akan bertambah besar ketika kita sering mengingat mati, oleh karena itu Rasulullah saw sering dan menyuruh kita untuk banyak-banyak mengingat mati.

Orang yang pintar adalah orang yang tahu bahwa dia akan mati dan segera menyiapkan dirinya untuk kematian tersebut, dan tidak terleha-leha dengan waktu yang hanya sementara ini.
Segeralah kembali kepada Allah, bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat.
Bertaubatlah dengan taubatan nashuha. Agar cinta Allah dan cinta anda menjadi satu dalam kesempurnaan ...

Salam Terkasih ...
Dari Seorang Hamba-Nya ....