Kamis, 26 Januari 2012

Makna Tangis Wanita

Suatu ketika,ada seorang anak lelaki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa ibu menangis..?"

Ibunya menjawab,"Sebab ibu wanita."

"Aku tidak mengerti", kata si anak lagi...

Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat..."Nak,kamu memang tidak akan mengerti..."

Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya..." Ayah,mengapa ibu menangis...?"
 
Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."
Hanya itu jawaban yang dapat diberikan oleh ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. 
Pada suatu malam, ia bermimpi dan mendapat petunjuk dari Allah mengapa wanita mudah sekali menangis.

Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat menjadi sangat penting dalam kehidupan ini, yaitu:

*Allah ciptakan Bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. 
Walaupun bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur.

*Allah berikan wanita Kekuatan untuk melahirkan zuriat dari rahimnya, dan sering kali pula menerima cerca dari anaknya sendiri.

*Allah berikan Ketabahan yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah di saat semua orang berputus asa.

*Allah berikan Wanita Kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, sakit, lelah, tapi dia tetap mengerjakannya tanpa berkeluh-kesah.

*Allah berikan wanita, Perasaan Peka dan Kasih Sayang untuk mencintai semua anaknya dalam situasi apapun. Biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur. 
Sentuhan lembutnya memberikan sebuah keselesaan dan ketenangan.

*Allah berikan wanita Kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa kegentiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang melindungi setiap hati dan jantung wanita?

*Allah karuniakan kepadanya Kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya. Seringkali pula kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi.

*Dan akhirnya, Allah memberikannya Air Mata agar dapat mencurahkan perasaannya. 
Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana ia inginkan. 
Hanya inilah kekuataan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya hanya air mata.... Akan tetapi hakekatnya adalah air mata kehidupan....

Keluhan Seorang Kawan

“Dimana keadilan Allah ?”, Ujarnya.
“Telah lama aku memohon & meminta pada-Nya satu hal saja.
Kuiringi semua itu dengan segala kataatan padaNya.
Kujauhi segala larangannya.
Kutegakkan yang wajib.
Kutekuni yang sunnah.
Kutebarkan shadaqah.
Aku berdiri di waktu malam.
Aku bersujud di kala dhuha.
Aku baca Kalam-Nya.
Aku upayakan sepenuh kemampuan mengikuti jejak Rasul-Nya.
tapi hingga kini Allah belum mewujudkan harapanku itu. Sama sekali.”

Saya menatapnya iba. Lalu tertunduk sedih.

“Padahal,” lanjutnya sambil kini berkaca-kaca.
”Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan.
Wajib nya tak utuh.
Sunnahnya tak tersentuh.
Akhlaknya kacau.
Otaknya kotor.
Bicaranya bocor. tapi begitu dia berkata bahwa dia menginginkan sesuatu, hari berikutnya segalanya telah tersaji. Semua yang dia minta didapatkan.
Dimana keadilan Allah ?”

Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk manghakiminya. Saya bisa saja mengatakan:
“Kamu sombong.
Kamu bangga diri dengan ibadahmu.
Kamu menganggap hina orang lain.
Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana iblis telah terlena..!
Jangan heran kalau doamu tidak dikabulkan.
Kesombonganmu telah menghapus segala kebaikan.
Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan.
Mungkin kawan yang kau rendahkan jauh lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah karena dia merahasiakan amal shalihnya!”

Saya bisa mengucapkan itu semua. Atau banyak kalimat kebenaran lainnya.

Tapi saya sadar. Ini ujian dalam dekapan ukhuwah. Maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap lebih bermakna baginya daripada sekedar terinsyafkan tapi sekaligus terluka.
Saya khawatir, luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya.
Maka saya katakan padanya:
“Pernahkan engkau di datangi pengamen?”

“Maksudmu?”

“ya, pengamen,” lanjut saya seiring senyum, “Pernah?”

“iya. Pernah” wajahnya serius. matanya menatap saya lekat-lekat.

“Bayangkan jika pengamennya adalah seorang yang berpenampilan seram, bertato, bertindik, dan wajahnya garang mengerikan.
Nyanyiannya lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga.
Suaranya kacau, balau, parau, sumbang, dan cemprang.
Lagunya malah menyakitkan ulu hati, sama sekali tak dapat dinikmati. Apa yang akan kau lakukan?”

“Segera kuberi uang,” jawabnya, “Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi.”

“Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas, mirip sempurna dengan Ebit G.Ade atau sam bimbo yang kau suka, menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi; Apa yang kau lakukan?”

“Kudengarkan, kunikmati hingga akhir lagu,” dia menjawab sambil memejamkan mata, mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu.
“Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yang lain lagi. Tambah lagi, dan lagi”

Saya tertawa.

Dia tertawa.

“Kau mengerti kan?” tanya saya.

“Bisa saja Allah juga berlaku begitu pada kita, para hamba-Nya. Jika ada manusia yang fasik, keji, mungkar, banyak dosa, dan dibenci-Nya berdo'a memohon pada-Nya,
mungkin akan Dia firmankan pada malaikat :  
Cepat berikan apa yang dia minta. 
Aku muak mendengar ocehannya. 
Aku benci menyimak suaranya. 
Aku risih mendengar pintanya..!!!”

“Tapi,” saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata,

“Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintai-Nya, yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang menyempurnakan wajib & menegakkan yang sunnah; maka mungkin saja Allah akan berfirman pada malaikat-Nya :
Tunggu..!!! 
Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya.
Sungguh Aku sangat bahagia bila diminta.
Dan biarlah hamba-Ku ini terus meminta, terus berdo'a, terus menghiba.
Aku sangat menyukai doa-doanya.
Aku sangat menyukai kata-kata dan tangis isaknya.
Aku sangat menyukai khusyuk dan tunduknya.
Aku sangat menyukai puja dan puji yang dilantunkannya.
Aku tak ingin dia menjauh dari-Ku setelah mendapat apa yang dia pinta.
Aku sangat mencintai hamba-Ku yang satu ini.”

“Oh ya?” matanya berbinar. “Betul demikiankah yang terjadi padaku?”

“Hm… Pastinya aku tak tahu,” jawab saya sambil tersenyum.

Dia amat terkejut. Segera saja saya sambung sambil menepuk pundak-nya, “aku hanya ingin kau berbaik sangka.”

Dan dia lalu tersenyum lega. Alhamdulillah…

——————————————————————————————————————

Ada banyak hal yang tak pernah kita minta
Tapi Allah tiada alpa menyediakan untuk kita
Seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,
Dan kicau burung yang mendamai hati
Jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan
Bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan

"Aku meminta kepada Allah setangkai bunga segar namun diberikan-Nya aku kaktus berduri.
Aku meminta kupu-kupu, tapi diberikan-Nya ulat.
Aku kecewa & sedih, tetapi tetap sabar.
Namun tidak lama kemudian kaktus itu berbunga indah sekali & ulat itu menjadi kupu-kupu.
Rupanya begitulah cara Allah mengasihi & mendidik hamba-Nya "



Janganlah "MENCARI" tapi "MENJADI"..
Karena walaupun kita mencari tapi diri kita tidak pernah menjadi, maka Allah tidak akan memberikan..
Namun jika kita bisa menjadi & tanpa mencari pun, Allah sudah menyiapkan & memberikan sesuai dengan takaran kepribadian & kadar kita.
Semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan.
Sadari bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut Allah & jangan pernah ragu, karena kesadaran itu akan menjadikan kita nikmat menjalani hidup ini...