Selasa, 13 Desember 2011

Hati Seorang Ayah

ada seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.

Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: "Ayah , mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian terbungkuk?”

Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : “Sebab aku laki-laki.”

Anak wanita itu berguman : ”Hmm... Aku tidak mengerti.”

Dengan kerut-kening karena jawaban ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan :

“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki.”
Demikian bisik ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri ibunya lalu bertanya :
“Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? 
Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”

Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawaban sang bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali.Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “

“Kuciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. “

“Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “

“Kuberikan keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”

“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “

“Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”

“Kuberikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa isteri yang baik adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka.
Walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”

“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia.
Dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”

“Kuberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia & Akhirat.”

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdo'a hingga menjelang subuh.
Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.

” Aku mendengar & merasakan bebanmu, ayah…”

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan ayah…

With love to all father ” 
Jika kamu mencintai ayahmu – sekarang merasa sebagai seorang ayah kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai & menyayangi ayahnya dan mencintai kita sebagai seorang ayah.

Berbahagialah yang masih memiliki ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuknya…

Berbahagialah yang merasa sebagai ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuk keluarga kita…

Semoga bermanfaat

Cemburu Adalah Bagian Hidup Wanita

Cemburu merupakan pembawaan kaum wanita. Tidak jarang seorang wanita cemburu karena perkara yang sepele. Karena itu seorang suami harus menjaga diri terhadap hal yang demikian dan hendaknya jangan sampai keliru dalam meluruskan masalahnya.

Ini jika sang isteri tidak berkepanjangan dalam kecemburuannya. Jika ternyata terus berkepanjangan dalam kecemburuannya, maka tentu setiap keadaan mempunyai cara sendiri-sendiri untuk mengatasinya. Dahulu isteri-isteri Nabi juga cemburu, apalagi wanita-wanita jaman sekarang yang lebih banyak dikuasai oleh setan. Terdapat banyak hadits tentang kisah cembilrunya isteri-isteri Nabi ; di antaranya: Hadits `Aisyah yang mengatakan, yang artinya:
"Tidakkah ingin aku ceritakan kepadamu tentang aku dan nabi? Ketika suatu malam giliranku bersama nabi, beliau membalikkan badan, dan meletakkan sandalnya di sebelah kakinya dalam keadaan masih terbaring.
Kemudian beliau menyingkirkan ujung kainnya ke pembaringannya. Sesaat beliau tetap dalam pembaringannya sampai beliau menyangka kalau aku sudah tidur. Setelah itu beliau perlahan mengenakan sandalnya, mengambil kain selendangnya perlahan-lahan, membuka pintu perlahan-lahan dan keluar perlahan-lahan. Akupun kemudian mengenakan pakaianku mulai dari atas kepala, aku kenakan kerudungku dan aku tutupkan kainku ke tubuhku lalu aku berjalan."
Dirukil dan diterjemahkan dengan bahasa bebas dari Al lnsyirah Adab an Nikah haiaman 65 dan seterusnya oleh Ahmas Faiz Asifuddin. Disalin dari majalah As-Sunnah edisi 11/III/1420-1999, hal. 48 - 50 dan 57. mengikuti jejak Nabi hingga akhirnya beliau sampai di (kuburan) Bagi'.

Beliau mengangkat kedua tangannya (berdo'a) tiga kali. Beliau lama dalam berdo'a. Setelah itu beliau bergeser pergi, aku pun bergeser pergi, beliau mempercepat langkahnya, aku pun mmpercepat langkahku. beliau berlari-lari kecil, aku pun berlari-lari kecil, beliau tergesa-gesa, akupun tergesa-gesa, sehingga aku dapat mendahuluinya. Selanjutnya aku masuk rumah dan berbaring kembali.

Kemudian Rasulullah masuk pula seraya bersabda:
"Mengapa engkau wahai Aisyah? Engkau tersengal-sengal?" 
Aisyah menjawab: "Tidak."
Beliau berkata: "Engkau harus menceritakan kepadaku atau Allah Yang Maha Lembut dan Maha Tahu yang akan menceritakannya kepadaku."
Aku (Aisyah) berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh...." Lalu Aisyah menceritakan kisahnya.
Beliau lalu bersabda: "Adakah engkau seorang yang tadi aku lihat di hadapanku?"
Aisyah menjawab: "Ya" Kemudian rasullah menepuk dadaku dengan suatu tepukan hingga terasa sakit.
Beliaupun bersabda: "Apakah engkau mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya akan mendzhalimi kamu?" 
Aku (Aisyah) berkata: "Betapapun orang menyembunyikan sesuatu, Allah pasti mengetahuinya"
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku ketika engkau (tadi) melihat(ku). Ia (Jibril) tidak datang kepadamu sedangkan engkau sudah melepaskan pakaianmu. Jibril memanggilku, maka aku Aisyah mengira bahwa Nabi malam itu akan pergi ke sebagian isterinya yang lain (Aisyah cemburu).

Maka Nabi bersabda kepada Aisyah:
"Apakah engau mengira bahwa Allah dan Rasulnya mendzalimi kamu?"
Yakni bahwa seharusnya malam itu giliran Aisyah, kemudian Nabi disangka pergi ke isterinya yang lain. Kalau itu terjadi berarti itu adalah kedzaliman dan dosa. Tidak mungkin Rasullullah melakukan hal yang demikian itu. bersembunyi-sembunyi dari pandanganmu. Saya suka jika saya menyembunyikan diri darimu, Kemudian saya kira kamu sudah tidur, saya tidak suka jika harus membangunkanmu dan saya khawatir jika kamu ketakutan.

Jibril memerintahkan aku supaya datang ke (kuburan) Baqi untuk kemudian aku memohonkan ampun kepada Allah buat mereka (orang-orang yang dikubur di Baqi)." 
Aku (Aisyah) berkata: "Wahai rasulullah apa yang harus aku ucapkan (ketika datang ke kuburan) ?"
Beliau bersabda: "Ucapkanlah doa: Keselamatan hendaknya tercurah kepada penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan kaum muslimin, semoga Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang mati terdahulu dan yang mati kemudian. Dan kami insya Allah akan menyusul kemudian."

Hadits yang lainnya lagi adalah juga hadits Aisyah, Saya mencari Rasulullah, kemudian tangan saya, saya selusupkan ke rambutnya. maka Nabi bersabda: "Apakah setanmu sedang datang?" 
Saya menjawab: "Apakah engkau tidak mempunyai setan?". 
Beliau menjawab:"Punya, tetapi Allah menolongku dari godaan setan itu sehingga ia masuk Islam." 

3 Teks kalimat yang ada dalam riwayat Muslim lebih jelas lagi dalam menjelaskan maksud hadits di atas. Dalam riwayat Muslim tersebut terdapat perkataan Aisyah sebagai berikut: Rasulullah, telah keluar dari rumah Aisyah, is (Aisyah) berkata: "Saya cemburu terhadapnya".
2 Kemudian Rasulullah datang dan melihat apa yang aku lakukan. Maka beliau bersabda: "Mengapa engkau wahai Aisyah, apakah engkau cemburu?" 
Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Muslim 111/14, Nasa'i IV/91-93; Vll/72-75; Ahmad VI/221 dan lainnya. Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim XVII/158 Syarh Nawawi, dan Nasa'i VII/72. Lafal di atas
adalah lafal Nasa'i.

Aku menjawab: "Mengapa orang semacam saya tidak cemburu terhadap orang seperti anda?". 
Nabi bersabda: "Ataukah setanmu sedang datang kepadamu?" (al-Hadits).
Demikian pula perkataan Aisyah dalam hadits berikut ini: Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Saya menyangka beliau pergi ke istri yang lain. Lalu saya selidiki beliau, ternyata beliau sedang ruku' atau sujud sambil berdo'a: "Maha suci Engkau dan Maha Terpuji Engkau, tiada sesembahan yang benar melainkan Engkau." 
Maka saya berkata: "Sungguh-sungguh anda dalam keadaan satu keadaan (ibadah), sedang saya dalam keadaan lain (digoda oleh rasa cemburu)." (Hadits shahih yang dikeluarkan oleh Muslim: I/351-352; Abdul Baqi, An-Nasi'i VII/72, ath-Thayalisi 1405 dan Iainnya).

Bohongnya Seorang Suami
Seorang suami boleh berbohong kepada isterinya dalam rangka membuat perasaan istrinya lega dan dalam rangka memperdalam hubungan kasih sayang antar keduanya. Hal itu didasarkan pada hadits Ummu Kultsum binti Uqbah yang manyatakan: Saya belum pernah mendengar Rasulullah membolehkan dusta sedikitpun malainkan pada tiga keadaan, di mana Rasulullah mengatakan:"Aku tidak menganggapnya berdusta yaitu seseorang melakukan perbaikan hubungan antar manusia, ia berkata dengan perkataan yang tujuannya tidak lain untuk perbaikan hubungan itu, juga seseorang yang berkata dalam peperangan dan seseorang yang berkata pada istrinya, serta seorang istri kepada suaminya."
Menanggapi hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan dalam Syarh Muslim:
"Adapun bohongnya seorang suami kepada istrinya dan bohongnya seorang isteri kepada suaminya, maksudnya ialah dalam kaitan melahirkan kasih sayang, memberikan janji-janji yang tidak mengikat dan sebangsanya."
4Muslim XVII/ 158 Syarh Nawawi.
5Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud XIII/263; 'Aunu al-Ma'bud,
an-Nasa'i, Ahmad VI/404, Ibnu Jabir dalam "Tahdzib al-Atsar" III/131,132,133; Al-Khatib
dalam "al-Khitayah" 180-181 dan lain-lain.


Hadits ini memiliki Syahid dari hadits Asma' binti Yazid yang dikeluarkan oleh at-Tirmidzi
VI/68 tuhfah aI-Ahwadzi, Ahmad VI/454,459,461 dan Ibnu Jabir dalam "Tandzib al-Atsar"
III/128, demikian secara ringkas.

Adapun bohong yang berisi tipu daya untuk tidak memenuhi hak salah satu pihak, atau mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya, maka ini adalah haram berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin." Demikianlah, jadi cemburu merupakan pembawaan asli kaum wanita. Karenanya para suami harus pandai-pandai menyiasati kenyataan-kenyataan seperti ini. Termasuk kebohongan dalam arti memperdaya untuk merampas salah satu pihak, atau mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya adalah hal yang diharamkan.

Filosofi Hidup Melalui Pohon Kelapa

Filosofi Pohon Kelapa (Kisah ketawadlu’an Kyai Hamid Pasuruan)
Dewasa ini. Kita pasti mengetahui, bahwasanya guru mana yang tidak mau semua muridnya berhasil dan sukses dalam mata pelajarannya. Tak ayal jika guru ketika berada di rumah sang guru mondar-mandir, ke sana ke mari, hanya perlu memikirkan metode pengajaran yang mudah dipaham oleh para muridnya.

Hal inilah yang pernah dialami oleh Ust. H. Syamsul huda, seniman kaligrafi berkaliber nasional jebolan Pondok Pesantren Salafiyah. Selain sangat ahli dalam masalah seni tulis dan lukis kaligrafi, beliau juga sangat ahli dalam masalah ilmu Nahwu.

Al-Kisah dahulu, ketika Ust. Syamsul masih mengajar ilmu nahwu di Pon-Pes Salafiyah, Mulai ba’da shalat shubuh Ust. Syamsul mulai mondar mandir di depan kantor madrasah salafiyah. Yang diberpikir tiada lain adalah menggunakan metode apakah yang paling tepat agar semua anak didiknya mendapat nilai bagus semua. Padahal jika dilihat, nilai siswa pada pelajaran nahwu yang diajarkan oleh Ust. Syamsul terbilang lumayan relatif, seperti layaknya sekolah-sekolah formal yang lain pastilah ada satu dua anak yang dapat niali merah.
Sudah hampir jam masuk sekolah Ust. Syamsul masih saja mondar-mandir di depan kantor madrasah. Ketika itu Kiai Hamid yang berada di teras ndalem melihat Ust. Syamsul yang terlihat seperti orang linglung. Kiai Hamid pun datang menghampiri Ust. Syamsul.

“Sul… ayo melok aku.” (Sul… Ayo ikut Saya). Ajak Kiai Hamid. Lalu, Ustad yang kini mengisi jajaran staf pengajar di madrasah tsanawiyah dan aliyah tersebut digandeng tangannya sampai di samping ndalem (kediaman) Kiai Hamid. Di situ Ust. Syamsul ditunjukkan sebuah pohon kelapa yang masih sedikit buahnya.

“Sul…awakmu weroh ta lek krambil iku gak kiro dadi kelopo kabeh. Yo onok singlugur, onok sing dadi degan langsung di ondoh, onok seng dadi kelopo iku mek titik, loh ngono iku mau masio wes dadi kelopo kadang sekdipangan bajing. Cobak pikiren mane, seumpamane lek kembang iku dadi kabeh, singsakaken iku uwite nggak kuat engkok”.

(Sul… apakah kamu tahu, kalau “krambil” (bunga kelapa) itu tidak akan jadi kelapa semuanya. Ya ada yang terjatuh, ada yang masih jadi degan akan tetapi sudah diambil, ada juga yang sudah jadi kelapa, itu pun sedikit. Walau pun sudah jadi kelapa, terkadang belum dipanen sudah dimakan sama tupai dulu. Coba kamu pikir, kalau bunga itu jadi kelapa semua, yang kasihan itu pohonnya, pasti tidak akan kuat.) ujar Kiai Hamid. Belum Ust. Syamsul menjawab Kiai Hamid melanjutkan lagi. “anggepen ae wet kelopo iku mau guru, lek onok guru muride dadi kabeh yo angel, yo onok sing bijine elek, yo onok sing pas-pasan. Yo onok mane sing apik. Engko lek muride oleh nilai apik kabeh sak’aken gurune, biso-biso lek nggak kuat guru iku mau biso ngomong “ikiloh didikanku, dadi kabeh sopo disek gurune” lah akhire isok nimbulno sifat sombong.

Paham awakmu Sul? Lek paham wes ndang ngajaro, sekolahe wes wayahe melebu.” (anggap saja pohon kelapa itu tadi adalah guru. Kalau ada seorang guru yang muridnya sukses semua itu sangat sulit. Ya pastinya ada yang nilainya jelek, ada yang nilainya biasa-biasa, dan ada juga yang nilainya bagus. Nanti kalau nilai muridnya bagus semua yang kasihan adalah gurunya. Bisa-bisa guru tersebut berbicara “ini loh, anak didikku, semuanya sukses, siapa dulu gurunya” lah, akhirnya bisa menimbulkan sifat sombong.

Kamu paham Sul? Kalau paham cepat mengajar, sudah waktunya jam masuk sekolah.) tambah Kiai Hamid. Tanpa menjawab Ust. Syamsul pun langsung undur diri dari Kiai Hamid. Subhanalloh … padahal, Ust Syamsul masih bercerita sedikit pun, akan tetapi sudah menjawab semua yang dikeluhkan oleh Ust. Syamsul, dengan menggunakan sebuah filosofi pohon kelapa.

Setiba dikelas Ust. Syamsul masih terpikir oleh ucapan Kiai Hamid tadi. “benar juga apa yang dikatakan oleh beliau (Kiai Hamid”. Ujar Ust. Syamsul dalam hati. Sebaiknya cerita ini bisa menjadi ibrah bagi para guru, agar tidak terlalu berkecil hati ketika ada satu-dua anak didiknya yang didak mampu pada pelajaran yang guru ajarkan. Dibalik itu semua pasti aka nada hikmahnya…

Kisah Pedagang Kaya Bersama 4 orang Isteri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak heranlah lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk keempat isterinya itu.

Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun, dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedangang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyadari mungkin sudah waktunya hidupnya sudah tidak lama lagi. Dia mulai merenungi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati, “Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

Lalu, dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya kepada keempat isterinya, “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, maukan kau mendapingiku dan menemaniku?” 
Isteri keempatnya terdiam. “Tentu saja tidak!” jawab isterinya yang keempat lalu pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, “Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan sampai saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?”. 
Isteri ketiganya menjawab, “Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati”. Pedagang begitu terpukul dengan jawaban isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku perlukan sekali lagi pertolonganmu. Kalau aku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku?” 
Si isteri kedua menjawab perlahan, “Maafkan aku…aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh mengantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu.”

Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa putus asa. Tiba-tiba dia terdengar satu suara, “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.” 
Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu. Isteri pertamanya tampak begitu kurus. Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang lalu berkata, “Kalau saja aku mampu melayanimu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku.”

*************************************************************************
MORAL OF THE STORY…

Teman, sesungguhnya kita mempunyai empat orang isteri dalam hidup ini:-

ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

ISTERI KEDUA pula adalah kaum-kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

Dan sesungguhnya ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kita kemana pun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari!

Kau Dan Anakmu

Jangan didik anakmu…

Jangan didik anakmu laki-laki

Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu laki-laki

Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan

Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan

Jangan larang anakmu laki-laki jika ia menangis

Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng

Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya

Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah

Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya

Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya

Jangan didik anakmu perempuan

Bagaimana menjadi cantik

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu perempuan

Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki

Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan

Jangan larang anakmu perempuan

Jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat

Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda

Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang

Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri

Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan

Telah kau bonsai dan kaurusak sejak dini

Isilah rumahmu

Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan

Bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan

Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan

Keindahan menikmati mentari pagi

Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir

Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga

Dan merdunya suara tetes-tetes hujan

Jika kau ingin anakmu rajin beribadah

Gemakan keberadaan Tuhan dalam dirimu

Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan sembahyang

Ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan

Pancarkan rasa ingin terus belajar

Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca

Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku

Jika kau ingin anakmu penuh kasih

Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama

Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi

Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu

Untuk anakmu

Engkau adalah teladan yang utama

Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat

Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan

Hiduplah demikian!

Semoga bermanfaat.