Minggu, 11 Desember 2011

Allah Tidak Tidur dan Selalu Melihat Kita

Suatu ketika, seorang pemuda bergelimang dosa mendatangi Ibrahim bin Adham,
"Aku sudah tercebur maksiat cukup dalam, 
Bagaimana aku dapat berhenti dari semua perbuatan tercela ini ?"

Ibrahim bin Adham terdiam sejenak, lalu berucap, "Jika kamu bisa memegang lima hal ini, niscaya kau terjauh dari perbuatan maksiat.
Pertama, jika kau berbuat maksiat, usahakanlah Allah tak melihat perbuatanmu."

Pemuda tersebut terperangah,

"Lalu, kenapa kau berbuat dosa seakan-akan Allah tidak melihatmu ?" tanya Ibrahim bin Adham

Pemuda itu tertunduk, malu, "Katakanlah yang kedua !"

"Jika kau masih berbuat maksiat, jangan lagi kau makan rezeki Allah." jawab Ibrahim bin Adham

kembali pendosa itu kaget, "Bagaimana mungkin ? Bukankah semua rezeki datang dari Allah ? Air liur di mulutku ini pun datang dari Allah."

Ibrahim berkata, "Pantaskah memakan rezeki Allah sedang kita melanggar perintah dan melakukan larangan-Nya ? 
Ibarat kamu numpang makan kepada orang, sementara setiap saat kau selalu mengecewakannya dan ia melihat perbuatanmu, 
Masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya ?"

"Sekarang katakanlah yang ketiga." pinta sang pemuda

"Ketiga, jika kau masih berbuat dosa, janganlah tinggal di bumi Allah." jawab Ibrahim bin Adham

Air mata pendosa itu menitik.

"Keempat, jika kau masih berbuat maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang mencabut nyawamu sebelum kau bertaubat, tolaklah. 
Janganlah mau nyawamu dicabut." 
"Tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut ...."
"Jika begitu, mengapa kau masih berbuat maksiat ? 
Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu ketika malaikat maut itu datang justru pada saat kamu sedang mencuri, menipu, berzina atau melakukan dosa lainnya ?" jawab Ibrahim bin Adham

Pemuda itu tak kuasa menahan tangis.
"Lalu, hal apa yang terakhir ?"

"Kelima, jika kamu masih ingin berbuat dosa dan malaikat maut sudah mencabut nyawamu justru ketika kau melakukan dosa maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik memasukkanmu ke neraka. 
Mintalah kesempatan hidup sekali lagi !" jawab Ibrahim bin Adham

"Bagaimana bisa ? 
Bukankah hidup hanya sekali ?" tanya sang pemuda

Ibrahim berkata, "Karena hidup hanya sekali, kenapa kita masih menyia-nyiakan hidup ini dengan menumpuk dosa ?"

"Cukup ! 
Aku tak sanggup lagi mendengarnya," ucap pemuda itu seraya menangis lalu pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham.

Sejak itu ia tak lagi mendekati maksiat dan orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah.

Semoga bermanfaat.