Rabu, 25 Januari 2012

Qarin Jin Pendamping Manusia

Tahukah apakah itu Qarin yang sentiasa ada bersama kita ?

Qarin adalah jin yang dicipta oleh Allah Swt sebagai pendamping manusia. Boleh dikatakan ia sebagai "kembar" manusia. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti ada Qarinnya sendiri. Rasulullah Saw sendiri tidak terkecuali. Cuma bedanya, Qarin Rasulullah adalah muslim. Manakala yang lainnya adalah kafir.

Pada umumnya Qarin yang kafir ini kerjanya mendorong dampingannya untuk berbuat kejahatan. Dia membisikkan keragu-raguan, melalaikan ibadah, berat untuk membaca al-Qur'an, dan sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalangi dampingannya untuk berbuat ibadah dan kebaikan.

Untuk mengimbangi usaha Qarin ini Allah Swt mengutus malaikat. Ia akan membisikkan tentang hal-hal kebenaran dan mengajak dalam berbuat kebaikan. Maka kembali  kepada setiap manusia dalam membuat pilihan untuk ikut pengaruh mana yang lebih kuat. Walau bagaimanapun orang-orang Islam mampu menguasai dan menjadikan pengaruh Qarinnya menjadi lemah tidak berdaya. 

Caranya dengan membaca "Basmallah" sebelum melakukan berbagai pekerjaan, banyak berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan taat melaksanakan perintah Allah Swt.

Sabda Rasulullah Saw dari Abdullah Mas'ud R.a. maksudnya: "Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat. Mereka bertanya: "Engkau juga ya Rasulullah."
Sabdanya: "Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat ku islamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan saja." 
(Riwayat Ahmad dan Muslim)

Aisyah R.ha. menceritakan bahwa pada suatu malam Rasulullah Saw keluar dari rumahnya (Aisyah), 
Aisyah berkata: "Aku merasa cemburu." 
tiba-tiba Baginda balik dan bertanya: "Wahai Aisyah apa sudah jadi, apakah engkau cemburu?" 
Aku (Aisyah) berkata: "Bagaimana aku tidak cemburu orang yang seumpama engkau ya Rasulullah." 
Sabda Rasulullah Saw : "Apakah engkau telah dikuasai oleh syaitan?" 
Aku (Aisyah) bertanya: "Apakah aku ada syaitan?" 
SabdaRasulullah Saw  : "Setiap insan ada syaitan, iaitu Qarin." 
Aku (Aisyah) bertanya lagi: "Adakah engkau pun ada syaitan ya Rasulullah?" 
Jawab Rasulullah Saw : "Ya, tetapi Allah membantuku sehingga Qarinku telah masuk Islam." 
(Riwayat Muslim)

Di dalam hadis lain dari Ibnu Umar R.a., sabda Rasulullah Saw yang bermaksud: "Aku dilebihkan daripada Nabi Adam A.s. dengan dua perkara, yaitu pertama syaitanku kafir lalu Allah menolong aku sehingga dia Islam. Kedua, para isteriku membantu terhadapku tetapi syaitan Nabi Adam tetap kafir dan isterinya membantu ia membuat kesalahan." 
(Riwayat Baihaqi)

Ibn Muflih al-Muqaddasi menceritakan: Suatu ketika syaitan yang mendampingi orang beriman, bertemankan syaitan yang mendampingi orang kafir. Syaitan yang mengikuti orang beriman itu kurus, sedangkan yang mengikuti orang kafir itu gemuk. 
Maka ditanya mengapa engkau kurus, "Bagaimana aku tidak kurus, apabila tuanku masuk ke rumah dia berdzikir, ketika makan dia ingat Allah, apabila minum pun begitu." 
Sebaliknya syaitan yang mengikuti orang kafir itu pula berkata: "Aku sentiasa makan bersama dengannya dan begitu juga minum."

Qarin akan berpisah dengan "kembar"nya hanya apabila manusia meninggal dunia. Roh manusia akan ditempatkan di alam barzakh, sedangkan Qarin terus hidup karena lazimnya umur jin adalah panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba hari akhirat nanti maka kedua-duanya akan dihadapkan kehadapan Allah Swt untuk diadili. Tetapi qarin akan lepas tangan dan tidak bertanggung jawab atas kesesatan atau kedurhakaan manusia.

... HIDUP ADALAH UNTUK BELAJAR ...

Kita belajar, bahwa kita tidak dapat memaksa orang lain mencintai kita. Kita hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang kita cinta …

Kita belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya …

Kita belajar, bahwa orang yang kita kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup kita kembali …

Kita belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh, walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati …

Kita belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang kita inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai kita …

Kita belajar, bahwa sebaik-baiknya sahabat itu, mereka pasti pernah melukai perasaan kita … dan untuk itu kita harus memaafkannya …

Kita belajar, bahwa kita harus belajar mengampuni diri sendiri … kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus …

Kita belajar, bahwa kita tidak dapat merubah sahabat kita, tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri…

Kita belajar, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda…

Kita belajar, bahwa tidaklah penting apa yang kita miliki, tapi yang penting adalah siapa kita ini sebenarnya…

Kita belajar, bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali kita ingin sakit hati…

Kita belajar, bahwa kita harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri kita …

Kita belajar, bahwa kita punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti kita harus benci dan berlaku bengis…

Kita belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang kita cintai…

Kita belajar, bahwa orang-orang yang kita kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan kita …



I really don't know if it was right or wrong.
When you are hurt, You learn to hate.
On the other hand, when you hurt someone, You are resented.
But you start to feel guilty as well.
However, understanding such pain enables you to be kind to others.
Knowing pain helps us to grow up, to mature.
And to grow up means being able to think and make one's decisions on their own.
To know and reflect on pain, and come up with your own answer.
But I believe that a day will come, when all people will be able to understand each other.

Dari Seorang Sahabat tuk Sahabat ....