Senin, 28 November 2011

Di Mata Tuhan, Tak Ada Yang Sia-Sia

Ada Seorang tukang air sebut saja namanya Ahmad,
Si Ahmad bekerja sebagai penyedia air dirumah majikannya
Ia memiliki 2 tempayan yang lumayan besar, masing-masing
tempayan itu bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan,
yang dibawa menyilang pada bahunya. Pada satu salah satu
dari tempayan itu retak, Tempayan yang tidak retak pasti
dapat membawa air penuh dari mata air ke rumah majikannya,
sedang tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Sudah hampir 5 tahun, Si Ahmad tidak pernah merasa kecewa
kepada tempayannya yang retak, malah selalu menggunakannya
walaupun air yang dibawa tidak pernah penuh

Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya,
karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak merasa malu akan ketidaksempurnaannya itu
karena tertekan oleh kegagalan ini, tempayan retak itu memberanikan diri
mengutarakan perasaannya selama ini kepada si tukang air,

"Saya sungguh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu.""Kenapa?"


tanya si Ahmad, "Kenapa kamu merasa malu?"

"Saya hanya mampu, sejauh ini, membawa setengah porsi air
karena retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa
bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi." kata tempayan itu.

Si Ahmad yang tampak bijak itu merasa kasihan pada si tempayan retak
dan berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan
dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan,
dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Kata Ahmad kepada tempayan retak,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu.
Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu,
dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
kamu mengairi benih-benih itu.

Selama hampir 5 tahun ini
aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu
untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu
sebagaimana kamu adanya, majikan kita tak akan
dapat menghias rumahnya seindah sekarang."


Sahabat...
Tidak ada manusia yang sempurna
setiap dari kita pasti memiliki cacat dan kekurangan
Bisa dikatakan kita semua seperti tempayan retak.  
Di mata Tuhan yang Maha Bijaksana, tak ada yang terbuang percuma.
dan tak ada yang sia-sia. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu 
dan yakinlah kamu mempunyai kelebihan yang Tuhan anugerahkan kepadamu. 
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,  justru terdapat sumber kekuatan kita.




Yang bisa kita lakukan hanya melakukan yang terbaik
melalui potensi diri yang kita miliki saat ini
Hidup adalah anugrah bagi mereka yang tak kenal putus asa

Tidak menjadi masalah, jika disana-sini masih banyak kekurangan
yang kita lakukan, yang penting kita harus tetap semangat
dan optimis untuk kehidupan yang lebih baik...
di dunia ini & di Akhirat nanti....


"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan
dengan mengatakan nasib baik atau jelek,
semuanya adalah suatu rangkaian proses.
Syukuri & terimalah keadaan yang terjadi saat ini !!

Apa yg kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok.
Apa yg buruk hari ini belum tentu buruk utk hari esok.
Yang PASTI Tuhan paling tau yg terbaik buat kita.

Lakukan apa yang menjadi tugas kita (Mengucap Syukur)
selanjutnya biarkan Tuhan melakukan juga apa yang menjadi bagiannya dalam hidup kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar