Minggu, 26 Juni 2011

KESABARAN TAK BOLEH ADA BATASNYA, KECUALI DUA HAL :

dalam hidup ini...

terkadang 
kita membenci kehadiran orang-orang yang menyusahkan kita; 
...
terkadang 
kita risau pada kondisi yang tidak menyenangkan atau kendala yang menghadang;

namun, ketahuilah, semua itu hanyalah soal-soal ujian yang diberikan Tuhan; jika kita mampu menjawab dan mengatasinya dengan baik dan benar, niscaya kita akan lulus dengan prediket memuaskan 

========== 

maka... 
tersenyumlah
meski dunia cuek padamu 

tersenyumlah
meski duka mendekapmu 

tersenyumlah 
meski amarah memenuhi dadamu 

tersenyumlah
meski tak semua tahu deritamu 

tersenyumlah! 
niscaya semua akan terasa indah 

======== 

sebab... 




= Hidup adalah belajar = 

Belajar bersyukur meski tak cukup; 

Belajar ikhlas meski tak rela; 

Belajar berbagi meski membutuhkan; 

Belajar taat meski berat; 

Belajar memahami meski tak sehati; 

Belajar bersabar meski terbebani; 

Belajar setia meski tergoda ... 

Belajar mencintai meski tak suka 

Belajar & teruslah belajar dengan keyakinan setegar batu karang, tak goyah walau dihempas gelombang realita kehidupan 

============== 

FILOSOFI HATI

seorang guru sufi menyuruh muridnya mengambil segelas air dan membubuhi segenggam garam; kemudian menyuruh si murid meminum air dari gelas itu. "Bagaimana rasanya?" 

"Asin sangat, Guru...." 

Lalu, sang guru mengajak si murid ke pinggir danau, kembali menyuruh si murid melakukan hal yang sama; menaburkan segenggam garam, menceduk air danau dengan telapak tangan dan meminumnya. "Bagaimana rasanya?" 

"Segar, Guru...." 

"Begitulah hatimu, Nak! Jika ruang hatimu sempit menerima realita miris kehidupan, kau akan tersiksa. Sebaliknya, jika engkau melapangkan hatimu, niscaya takkan ada persoalan yang terlalu berat untuk diatasi." 

jika engkau memandang kehidupan ini dengan persepsi negatif, hal apa pun akan membuatmu susah; 

jika engkau menerima realita apa pun dalam hidupmu dengan persepsi positif, bahkan penderitaan pun akan kau rasa indah 

terkadang kita teramat kesal menghadapi sifat egois seseorang ... 

pernahkah engkau memancing ikan di sungai atau di laut? 
ketika umpan pada mata kailmu ditelan ikan besar, jangan buru-buru engkau tarik jika tali pancingmu halus; bisa-bisa putus, ikan tak jadi kau dapat 

tetapi, longgarkan dulu tali pancingmu dan biarkan si ikan kelelahan sendiri;.pada saatnya engkau bisa menarik ikan pancinganmu dengan mudah. 

artinya... 
dalam menghadapi orang yang egois, entah suami, isteri, anak-anak, kerabat atau sejawat; bersabarlah, ikuti apa maunya dalam batas yang wajar... pada saatnya engkau akan bisa melunakkan sifat egois orang itu 

atau, pernahkah engkau bermain layang-layang? 
manakala angin di angkasa bertiup kencang, lepaslah layang-layangmu dengan melonggarkan benang; jika habis sepuntaran, tambah dan sambung dengan puntaran berikutnya, tambah lagi dan lagi .... 

pada saatnya angin berhembus stabil, kau pun dapat mengendalikan layang-layang itu sesuai keinginanmu 

begitulah; kesabaran tak boleh ada batasnya, kecuali dua hal: tawakkal (+) atau putusasa (-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar