Minggu, 26 Juni 2011

Ikhlas, Keikhlasan dan Mengikhlaskan

Hidup memang penuh ujian, cobaan, masalah dan tetek bengek lainnya, ga mungkin hidup seseorang itu lurus-lurus aja pasti ada belok kanan, belok kirinya, ada persegi panjang, ada kotak, jajaran genjang, trapesium, kubus, prisma, kerucut dan mulai dari bentuknya yang jelas sampai abstrak tak terlihat bergaya realisme, surealisme, atau bahkan kubisme ala pablo picasso hehe..
Dan salah satu rahasia dalam kehidupan juga terletak pada sebuah kata-kata yang sering kita ucapkan atau dengar dalam kehidupan sehari-hari kita sendiri. Salah satunya adalah sebuah kata “ikhlas”, kata serapan dari bahasa arab, sederhana namun memiliki makna dan arti yang menurut saya sangat luar biasa.
Dalam kamus besar bahasa indonesia ikhlas berarti a bersih hati; tulus hati: meng·ikh·las·kan v memberikan atau menyerahkan dng tulus hati; merelakan: ke·ikh·las·an n ketulusan hati; kejujuran; kerelaan: hahaha..pake di copast segala ya hehe.. Selain arti secara harfiah itu, ikhlas menurutku berkaitan sangat erat dengan
1. sesuatu yang hilang/berkurang dari kita,
2. perlakuan orang lain khususnya yang tidak menyenangkan kepada kita,
3. ujian atau cobaan dari Tuhan.
Nah, akhir-akhir ini saya sedang belajar kembali tentang keikhlasan. Bagaimana menerima dengan ikhlas semua perlakuan orang lain kepada saya, karena kadang-kadang saya berprasangka yang ngga-ngga. Atau malah jangan-jangan memang saya pantas diperlakukan seperti itu. Juga bagaimana sabar dan ikhlas jika menerima hal-hal yang tidak saya sukai. Belajar sabar dan ikhlas karena selama ini sudah merasa berbuat sebaik mungkin, tapi ternyata tidak dibalas dengan tindakan serupa. Ikhlas dirugikan oleh orang lain padahal saya manusia bukan robot yang ga punya perasaan. Ikhlas tak diberikan ruang berpendapat padahal saya ini punya argumentasi dan pendapat tersendiri bla bla bla… dan segala macamnya lah… Tapi ternyata menjadi seorang yang berhati seluas samudera dan sedalam lautan (agnes banget hahaha..) itu sungguh sulit.
Walaupun suara protes itu tidak keluar dari mulut saya, tapi toh tetap saja berontak dan mengganjal di hati. Niat hati ingin melupakan, tapi apa daya, hati saya berat dan masih saja tidak ikhlas. Aneh memang hehe..Kalo orang lain berbuat jahat ama kita, itu keputusan Tuhan, tapi kalo kita berbuat jahat ama orang lain, itu murni keputusan kita (dan kita bakal menanggung akibatnya)”. Maka, tidak ada alasan untuk tidak ikhlas bukan? Kalo pun tidak ikhlas, artinya kita kesel ama Tuhan, dan bukan ama manusia, tapi tidak apa-apa, soalnya Tuhan itu maha pemaaf, tapi manusia sepertinya belum tentu hehehe..benar ga hoho..
Padahal sebenarnya menurut sebuah artikel yang ada di majalah nirmala terbitan tahun 2005 (dah lama banget ya hehe..) , ikhlas adalah bagian terpenting dari pencapaian manusia. Di dalamnya terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan, yang memungkinkan manusia semakin dekat dengan Yang di-Atas. Ikhlas terletak pada niat di dalam hati. Karena itu belajar ikhlas bisa berarti belajar melihat dengan hati, mendengar dengan hati, dan tentunya mengikuti kata hati. Kesulitan mempelajari ikhlas adalah karena demikian sederhananya, sehingga pikiran kita malah sulit untuk mencerna.
Selain itu, ikhlas memang aktivitas hati sehingga untuk memahaminya kita harus mengistirahatkan pikiran dan mulai berlatih menggunakan hati. Jelasnya memindahkan kesadaran kita dari otak ke dalam hati. maap kawan makin ribet kan hehe… itu lah beberapa hal yang saya bisa kerucutkan terkait dengan ikhlas, dan masih banyak yang saya ga tau diluar sana. mencoba berpikiran positif atas apa yang terjadi dan ikuti kata hatimu bahwa semua itu ada maksudnya dan hikmahnya.
Dan saya rasa kuncinya ada dalam diri kita sendiri, otak dan hati kita. Belajar untuk ikhlas memang tidak semudah membaca atau menulis notenya tapi lebih dari itu, bagaimana pembuktian ikhlas itu dalam kehidupan kita sekarang, itu tantangannya dan itu yang harus dijawab..
just follow your heart and make sure everything is gonna be alright, don’t be sad and upset..keep my spirit everyday and give her the sweetest smile from my lips and heart”.. “You’ll never change what’s been and gone.”
“Ingin menjadi embun pagi yang selalu datang menyambut pagi, sabar dalam keikhlasan lambaian cahaya mentari”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar