Suatu sore, Zahra sedang duduk bersama ayahnya di ruang keluarga.
Keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Zahra, gadis kecil
berumur 5 tahun itu sedang bermain dengan buku gambarnya. Sedang sang
ayah, tampak tekun membaca majalah.
Sesaat kemudian,
Zahra mendekati ayahnya. Ia lalu bertanya, “Ayah, ini gambar apa?
Belum
selesai ayahnya menjawab, Zahra kembali bertanya, “Kok, hewan ini ada
buntutnya?
Sang Ayah, dengan sabar menjelaskan semuanya. Disisihkannya
majalah di tangannya dan dipeluknya Zahra.
Beberapa lama
berselang, Ayah lalu berkata, “Baik, kalau sudah selesai, ayo teruskan
saja sendiri ya, sayang. Ayah sibuk."
Zahra pun kembali ke tempatnya
semula.
Namun, belum lima menit usai, Zahra kembali
datang dan bertanya banyak hal. Dia mengoceh tentang hewan, hingga
hal-hal yang diluar khayalan. Ayah pun mulai tampak segan dengan semua
pertanyaan itu. Sebab, ia ingin sekali menyelesaikan bacaannya.
“Ah,
kalau saja aku bisa menyibukkan anak ini dengan pekerjaan lain, ” gumam
Ayah,
”tentu, ia tak akan membuatku repot." Begitu pikirnya dalam hati.
Aha,
Ayah pun menemukan ide. Diambilnya gambar rumah dari sebuah majalah
lama. Dan diguntingnya gambar itu menjadi beberapa bagian. Ia ingin
membuat puzzle!. Tentu, anak umur 5 tahun, akan sulit sekali menyusun
puzzle yang bergambar rumah. Ia lalu berkata pada Zahra yang sejak tadi
memperhatikannya.
” Zahra, sekarang Ayah punya permainan.
Ayo, coba susun kembali kertas ini jadi gambar rumah.
Nanti, kalau
sudah selesai, baru kamu boleh kembali ke sini."
(–Hmm..tenanglah aku
sekarang. Aku akan bisa menyelesaikan bacaanku, dan ia pasti akan sibuk
sekali dengan pekerjaan ini, )begitu gumam ayah.
Tiba-tiba.
“Aku sudah selesai!”
Belum 5 menit berlalu, kini, Zahra sudah kembali
dengan susunan gambar rumah itu. Ayah pun bingung, bagaimana bisa ia
menyelesaikan tugas yang sulit itu?
Ayah lalu bertanya, “Bagaimana
caranya kamu menyusun gambar rumah ini?
Pasti kamu minta tolong Bunda
deh.”
Mata bulat gadis itu berbinar, “Nggak kok. Aku
membuatnya sendiri. Sebab, dibalik gambar ini, ada gambar boneka
kesukaanku. Jadi, aku menyusun gambar itu saja. Ini, gambar bonekaku,
aku senang sekali dengannya."
Sang Ayah pun terdiam. Ia kalah, dan harus siap kembali menerima semua ocehan gadis kecilnya ini.
********************************************************
Sahabat,
seringkali, kita menganggap anak-anak dengan naif.
Kita kerap
meremehkan pola pikir yang mereka miliki.
Kita, yang sok dewasa, sering
berpendapat, anak kecil, bukanlah guru yang terbaik buat kehidupan.
Mereka semua hanyalah penganggu, dan sesuatu yang selalu mengusik setiap
ketenangan.
Namun sayang, kita kerap salah. Dan Zahra,
bisa jadi membuktikannya.
Kita, seringkali menganggap dunia ini sebagai
sesuatu yang sulit.
Dunia, dalam pikiran kita, adalah potongan
gambar-gambar yang tak runut.
Potongan-potongan itu pulalah yang kita
susun dengan perasaan takut.
Dunia, bagi kita, adalah tempat segala
masalah bersatu.
Dan kita merangkainya dengan hati penuh pilu.
Dengan
kata lain, dunia, bagi kita, adalah layaknya benang kusut, yang penuh
dengan keruwetan, ketakteraturan, dan kesumpekan.
Dunia, bagi kita yang
mengaku dewasa, adalah amarah, angkara, dengki, dan dendam, iri dan maki
serta tangis dan nestapa.
Padahal, kalau kita mau
menjenguk sisi lain dunia, ada banyak keindahan yang hadir disana. Ada
banyak kenyamanan dan kesenangan yang mampu diwujudkannya.
Ya, asalkan
kita mau menjenguknya, melihat dengan lebih tekun dan jeli.
Mencermati
setiap bagian dari dunia yang kita sukai.
Jalin-jemalin
kenyamanan yang dapat dirangkai dalam dunia, adalah sesuatu yang indah.
Disana akan kita temukan kesejukan, ketenangan, kesunyian, keteraturan,
keterpaduan dan segalanya, asalkan kita mau menjenguknya.
Jadi,
mana potongan gambar dunia mana yang akan Anda susun?
Dunia yang penuh
angkara, atau dunia yang penuh cinta?
Dunia yang penuh duri, atau dunia
yang penuh peduli?
Anda sendirilah yang akan menyusun potongan-potongan
gambar itu.
Susunan yang Anda pilih, akan membentuk kehidupan Anda.
Selamat menyusun potongan hidup Anda!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar