Sabtu, 26 November 2011

Mengaitkan Urusan dengan Tuhan

Setiap urusan yang tidak dikaitkan kepada Tuhan, berpotensi menjadi besar, rumit, dan berat. Karena itu, orang yang paling sengsara dalam hidup adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Semua yang dilakukannya tidak memiliki gantungan yang kokoh.

Tidak ada rezeki selain dari Tuhan. Sekecil apa pun itu, semuanya datang dari Tuhan. Manusia hanya sekadar perantara. Saat kita lapar, kemudian ada yang memberi kita makan. Maka yakinlah bahwa makanan itu datang dari Tuhan, orang itu hanya sekadar perantara. Benar ungkapan Imam Al Ghazali, "Dia (Allah) yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang mencari rezeki, serta Dia pula yang mengantarnya kepada mereka serta menciptakan sebab-sebab sehingga mereka dapat menikmatinya".

Saudaraku, yang paling mahal dari pemberian adalah ingat kepada Tuhan. Contohnya saat mendapat uang. Yang terpenting bukan uangnya, namun bagaimana uang tersebut menjadikan kita ingat dan bersyukur kepada Tuhan. Saat kita dikaruniai rumah, maka yang terpenting bukan bagus dan megahnya rumah, namun bagaimana rumah itu bisa mendekatkan kita kepada Tuhan. Saat Rezeki terbesar kita bukan datangnya sesuatu, namun ingat Tuhan karena sesuatu itu.

Ali bin Abi Thalib berkata, "Jangan merasa adanya yang memberi nikmat kepadamu selain Allah. Dan anggaplah semua nikmat yang engkau terima dari selain Allah itu sebagai kerugian.''

Segala sesuatu yang kita alami, benar-benar ada dalam kekuasaan Tuhan. Semuanya terjadi karena izin Tuhan, entah yang baik maupun yang buruk. Andai kita bermaksiat, maka maksiat yang kita lakukan terjadi karena izin Tuhan. Karena itu, jangan mencari izin Tuhan. Yang harus kita cari adalah ridha Tuhan. Ridha Tuhan ini hakikatnya adalah izin yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita. Demikian pula saat mencari rezeki. Semua yang kita dapatkan, halal maupun haram, datang kepada kita karena izin Tuhan. Rezeki yang kita dapatkan akan berkah dan membawa kebaikan bila dikaitkan dengan Tuhan sebagai Dzat Pemberi Rezeki.

Saudaraku, setiap urusan yang tidak dikaitkan kepada Tuhan, berpotensi menjadi besar, rumit, dan berat. Orang yang paling sengsara dalam hidup adalah orang yang tidak mengenalTuhan . Semua yang dilakukannya tidak memiliki gantungan yang kokoh.

Jadi, kita akan stres bila hati lebih bergantung kepada ikhtiar daripada kepada Tuhan. Saat berbisnis misalnya. Bila kita menggantungkan kesuksesan bisnis hanya pada strategi yang kita rancang, kita akan stres bahkan depresi ketika bisnis tersebut mengalami kegagalan. Saat kita mendambakan pendamping hidup, dan kita menggantungkan harapan pada ikhtiar semata, maka kita akan stres saat gagal menikah. Idealnya, ikhtiar seratus persen dan keyakinan pun seratus persen. Keyakinan, adalah pangkalan tempat berpijak. Hati harus yakin, sambil terus menyempurnakan ikhtiar. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar