Sabtu, 26 November 2011

Enam Hal yang Dirahasiakan ALLAH

Allah  Swt meletakkan dengan rahasia enam hal pada enam perkara, yaitu:

1. Allah  Swt merahasiakan ridha-Nya diantara ketaatan hamba.
Di antara semua ketaatan yang hamba lakukan, Dia letakkan ridha-Nya pada hamba tersebut secara rahasia agar setiap hamba bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan. Maka, tidak sepantasnya engkau remehkan mengerjakan ketaatan yang (tampak) kecil, siapa tahu disitu Allah  Swt letakkan ridha-Nya padamu). Sayidina Umar R.a adalah Mukmin yang dahsyat menjalani ketaatan kepada Allah  Swt. Beliau adalah Sahabat Nabi Saw. Kokoh dalam iman. Hidup zuhud. Dipilih kemudian menjadi khalifah, beliau memimpin dengan ‘adil. Berkata dengan benar, bahkan Nabi Saw bersabda (menjamin) setiap ucapan Umar R.a pasti benar. Sangat cerdas. 
Nabi Saw bersabda bahwa Umar dikaruniai Allah  Swt bisa tahu ayat (tertentu) Qur’an bakal turun. Setelah wafat, beliau hadir dalam mimpi para Sahabat dan mengabarkan betapa Allah  Swt meridhainya karena pernah membelas-kasihi seekor burung pipit yang lemah.

Imam Ghazali adalah ulama besar penghidup ilmu agama dan Hujjatul Islam. Baliau sangat kuat mengerjakan ketaatan kepada Allah  Swt. Beliau (berkat dikaruniai Allah  Swt mampu “melipat waktu”) dalam sehari menunaikan ribuan shalat sunah dan mengkhatamkan Qur’an ditambah kesibukan menulis kitab. Diriwayatkan, setelah Imam Ghazali wafat, Allah  Swt ridha kepada beliau lantaran amal kebajikan menahankan diri mencelupkan pena ke dalam tinta hingga seekor lalat bisa berkecukupan mereguk tinta yang beliau pakai menulis kitab.

Demikianlah bila Allah  Swt meridhai seorang hamba. Allah  Swt letakkan secara rahasia di antara sekian ketaatan-ketaatan yang hamba itu kerjakan hingga ketaatan yang (tampak) kecil. Ribuan ketaatan telah dikerjakan Sayidina Umar R.a atau Imam Ghazali, namun Allah  Swt justru mengaruniai ridha-Nya atas ketaatan yang (tampak) remeh hamba.

Ketaatan kecil laksana pemantik api. Ketaatan yang besar-besar bagai bensin. Pemantik api menyalakan bensin hingga mesin pun bergerak. Bila tak ada bensin, pemantik bakal sia-sia saja memercikkan api karena tak beroleh apa pun. Sebaliknya, bila bensin tersedia banyak namun pemantiknya tidak ada maka bensin yang banyak tadi tidak akan menyala menggerakkan mesin.

Ketaatan yang besar dan ketaatan yang kecil/remeh, keduanya sekaligus mesti dikerjakan. Andai Sayidina Umar R.a atau Imam Ghazali tidak (meski mustahil) mengerjakan ketaatan-ketaatan yang besar-besar kepada Allah  Swt niscaya Dia tidak akan menganugerahkan ridha-Nya (dengan ridha yang Dia letakkan atas ketaatan yang kecil).

Ridha kepada hamba Dia letakkan atas ketaatan tertentu diantara ketaatan-ketaatan (besar atau kecil) yang hamba itu kerjakan. Ridha Allah  Swt juga diberikan berbeda antara hamba satu dengan hamba yang lain. Ketahuilah, surga memiliki banyak pintu masuk (ada pintu shalat, zakat, puasa, haji, berbelas kasih, jihad, mengaji ilmu agama, jujur dan ribuan pintu lainnya). Setiap pintu masuk surga tersebut diperuntukkan bagi rombongan hamba menurut ketaatan masing-masing yang diridhaiAllah  Swt .

2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.
Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah  Swt. Memang dalam beberapa kasus Allah  Swt menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah  Swt dirahasiakan oleh Allah  Swt.

3. Allah Swt menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.
Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

4. Allah Swt menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.
Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali Allah  Swt.

5. Allah Swt menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.
Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah Swt dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada Allah  Swt dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan, perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.

6. perkara yang dirahasiakan oleh Allah Swt yang keenam adalah ash-shalatul wustha (shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu.
Supaya setiap orang muslim senantiasa memelihara shalat lima waktunya dengan baik.

Pada intinya semua perkara yang dirahasiakan oleh Allah Swt bertujuan agar hamba-Nya selalu berupaya untuk beribadah kepada Allah  Swt, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali. Dan tentunya disempurnakan dengan mengikuti dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. 

Amiiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar