... Untuk diri yang lebih baik ...
Pilihan
itu memang tidak datang pada kita ketika kita menginginkannya,
mengharapkannya dan menginginkannya. Karena Allah mengetahui bagaimana
dan siapa yang dipilih-Nya Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk
kita daripada diri kita sendiri. Karena Allah memberi apa yang kita
butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Walaupun
notabene-nya keinginan kita baik, baik menurut siapa?
Baik menurut
manusia belum tentu baik menurut Allah dan bila baik menurut Allah
pastilah itu juga baik untuk manusia.
Banyak hal yang kita harapkan.
Mengharapkan sesuatu yang akan menjadi kenyataan.
Tapi adakalanya kita
harus sadar dan bersiap-siap karena tak selamanya harapan sesuai dengan
kenyataan.
Ketika kita minta pada Allah sekuntum bunga yg segar, Allah
memberikan kita sebuah kaktus berduri.
Ketika kita meminta pada Allah kupu-kupu yang indah. Allah malah memberikan kita ulat yang berbulu.
Itulah skenario Allah . Lebih baik tak usah banyak berkomentar dengan apa
pun yang terjadi, nurut aja dengan sang sutradara, Allah. Dan ingatlah,
skenario Allah itu maha indah.
Kadang kita tidak mengerti apa yang akan
terjadi di balik semua peristiwa yang ada di sekitar kita. Tapi yakinlah.
Allah pasti mempunyai rencana lain di balik semua ini.
Taukah kamu apa istimewanya kaktus?
kaktus
yang berduri itu kini telah menjadi kaktus yang tahan terhadap panas, mana
ada tumbuhan lain yang sekuat kaktus, tahan terhadap kekeringan, tumbuh
di padang sahara yang gersang. Untuk mempertahankan hidupnya itu kaktus
memiliki perbekalan di dalam daunnya. Bukan untuk hidup yang sebentar,
tapi untuk dalam jangka waktu tertentu. Dan tatkala waktunya telah tiba,
Allah memberikan bunga yang indah tumbuh di kaktus itu.
Lalu, apa nilai lebihnya ulat?
jangan
hanya melihat ulat dari negatifnya saja yang merusak tanaman dan bahkan
menjijikan.
Lihatlah proses perjalanan hidupnya, suatu saat dia harus
merubah dirinya menjadi sebuah kepompong yang akhirnya dapat berubah
menjadi kupu-kupu yang indah, cantik dan dikagumi karena keindahannya.
Semakin
hari..kamu akan semakin mengerti hakikat ini.
Lantas, sekarang yang kamu perlu perhatikan adalah pahamilah setiap langkah yang kamu tempuh.
Laksanakan saja apa yang menjadi perintah-Nya dan tinggalkan yang
dilarang-Nya.
Kerjakan semua amanah yang ada, selesaikan tugas-tugas
dengan baik.
Dan lihat,,,disanalah tersimpan harmoni setiap kehidupan.
Ada pelangi dalam setiap perjalanan.
Ada pelangi yang hadir setelah
rintik hujan menyapa.
Dan pelangi itu diperuntukkan bagi orang-orang
yang sabar dan ikhlas dalam menjalani perjalanan hidupnya.
Sebagaimana
kita sadari, kita bukanlah jamaah malaikat yang tidak pernah melakukan
kesalahan.
Kita juga bukan jamaah syaithon yang selalu berada dalam
kesalahan.
Kita adalah jamaah manusia biasa yang tidak selamanya benar
dan tidak selamanya salah.
Jangan selalu menyesali setiap
kesalahan yang terjadi.
Karena penyesalan hanya akan membebani hati.
Jangan terlalu membanggakan kebenaran, karena kebenaran hanyalah
bersumber dari-Nya.
Meredam simphoni cinta illahi yang ditujukan untuk
kita.
Yang perlu kita lakukan adalah mencari benang merah..
supaya
kita dapat memperbaiki apa-apa yang telah lalu. Dakwah adalah sebuah
keharusan. Karena dakwah tidak butuh kita. Tapi kitalah yang butuh
dakwah. Bukankah Allah sudah menyatakan dalam firman-Nya. Masuklah kamu
dalam islam secara kaffah.
Lantas, apa yang ingin kamu hindari?
Kita
tidak bisa mengapung atau pun melayang jika ingin mencari mutiara di
dasar laut.
Tapi kita harus menenggelamkan diri kita di dasar laut itu.
Karena mutiara itu tidak ada di permukaan, mutiara itu juga tidak ada di
tengah-tengah.
Mutiara itu tersimpan di dasar. Di dasar kedalaman hati
kita.
Kamu pasti akan menyadari bahwa semua ini
semata-mata adalah proses pendewasaan diri kita.
Bukankah tanah liat
sebelum menjadi sebuah guci yang indah harus ditempa dengan berbagai
ujian?
Dibentuk secara perlahan dan dibakar.
Bukankah sepotong bambu
sebelum menjadi pipa air juga ditempa dengan berbagai peristiwa yang
menyakitkan?
Bukankah bola lampu ada setelah mengalami beratus bahkan
beribu percobaan?
Bukankah mentari terbit setelah melewati malam yang
hitam?
Karena itu bangkitlah....
Semuanya
akan baik-baik saja. Serahkan saja semua pada Allah.
Tugas kita adalah
meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar, setelahnya hanya bertawakkal
kepada-Nya.
Berbahagialah
menjadi orang-orang yang terpilih yang akan membumi langitkan dakwah.
Tidak semua orang mampu mengemban risalah dakwah ini. Karena dalam
dakwah ini penuh onak dan cabaran, karena jalan dakwah ini dipenuhi onak
dan duri, karena dalam dakwah ini diperlukan banyak pengorbanan, waktu,
pikiran, harta, tenaga, bahkan nyawa. Dan itu sama sekali tidaklah
mudah.
Kenapa hanya kita?
Karena Allah mengetahui, kita pasti bisa.
Disaat
orang-orang menjauhimu karena kau begitu berbeda dengan yang lainnya,
Allah adalah satu-satunya yang tak berpaling darimu.
Ketika kekecewaan
dakwah mendera jiwamu, Allah-lah satu-satunya Dzat yang tak mengecewakan
dan tak pernah melukai perasaan.
Ketika sesak menghimpit, Allah-lah
yang melapangkannya.
Dan ketika beban dakwah yang engkau pikul terasa
berat, Allah-lah satu-satunya tempat bersandar.
Jangan
bertanya kapan semua akan berhenti?
Semua akan berhenti saat maut
menghampiri.
Kapan waktu beristirahat?
Ketahuilah tempat istirahat orang
beriman adalah di surga.
Selama belum memperoleh surga, teruslah
bergerak dan berjuang!
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu akan diuji oleh Allah. Karena itu, persiapkan ruhiyah kita
untuk menjawab ujian itu.
Karena kita harus naik kelas dalam ujian ini.
Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa.
Sesungguhnya Allah membersama langkah kita menuju pada-Nya.
Hidup itu adalah
sebuah pilihan.
Semua orang berhak memilih jalannya masing-masing,
setiap jalan memiliki konsekuensi tersendiri.
Dan engkau benar karena
telah memilih jalanmu disini. Karena itu, perkuat langkahmu.
Jangan
biarkan langkahmu goyah.
Ketika kita diam orang lain tak akan tau apa yang sedang kita alami, orang lain tak tau jika diam kita adalah fikir dan
dzikir.
Ketika kita mulai goyah, berpeganglah pada tangan
saudara-saudaramu.
Jika mereka juga lengah dan jangkauan kita tidak
sampai kepada mereka..
Maka sesungguhnya Allah-lah tempat
kita mendekat dan meminta pertolongan agar menguatkan kita, layaknya
kekuatan karang di dasar lautan yang tak mudah dihempas ombak dan badai.
Tanamkan keikhlasan dan berpikirlah positif.
Pasti ada hikmah dibalik
setiap peristiwa yang terjadi.
Bersabarlah..
Karena
sabar itu tiada batasnya..
Karena kesabaran itu akan berbuah
manis...
Bersabarlah karena Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.
Tak bahagiakah kau bila bersama-Nya?
Bukankah kau rela dengan apapun
yang terjadi asalkan selalu bersama-Nya?
Nikmat terbesar adalah
kebersamaan dengan-Nya, berada dalam naungan-Nya, dalam perhatian-Nya
dan dalam pengawasan-Nya..
Seorang mukmin boleh salah,
boleh gagal, boleh tertimpa musibah tetapi dia tidak boleh kalah,
menyerah pada kelemahannya, menyerah pada tantangan dan keterbatasannya
apalagi bila sampai putus asa.
Dia harus tetap menembus gelap supaya dia
bisa menjemput fajar.
Dia harus merasakan rinai hujan supaya bisa
melihat indahnya pelangi.
Dia harus merasakan getirnya perjuangan supaya
bisa merasakan indahnya ukhuwah
Ya Robb....
Satu
pintaku, ketika aku sudah tak mampu lagi menggenggam erat tangan
saudaraku, jangan pernah biarkan ia lepas dari genggaman-Mu.
Kuatkanlah
ikatannya,
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya,
Terangilah
dengan cahyaMu yang tiada pernah padam,
Ya Rabbi bimbinglah kami…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar