Mereka adalah
golongan yang dikhususkan oleh Allah swt.
2 Nabi Ada
dibumi yaitu Nabi Khidir A.s. & Nabi Ilyas A.s.
Ditempatkan di
bagian bumi yang khusus yang Allah Yang Maha Tahu yang mengetahui tempat itu
2 Nabi ada
di langit yaitu Nabi Isa A.s. & Nabi Idris A.s.
Ditempatkan di
bagian langit yang khusus yang Allah Yang Maha Tahu yang mengetahui tempat itu.
Untuk menjelaskan hal ini, kami jelaskan 5
peringkat hayah (kehidupan)
Satu pandangan
Bediuzzaman Said Nursi di dalam Maktubat,
Al-Maktub Al-Awwal, dari koleksi Rasail
Al-Nur. Nursi menjawab satu soalan… Apakah Sayyidina Khidir masih hidup..?
Nursi menjawab
ya…karena 'Hayah' itu 5 peringkat.
Nabi Khidir A.s di peringkat kedua.
Lima Peringkat itu ialah:
- Kehidupan kita sekarang yang banyak terikat pada masa dan tempat.
- Kehidupan Sayyidina Khidir A.s & Sayyidina Ilyas A.s. Mereka mempunyai sedikit kebebasan dari ikatan seperti kita. Mereka boleh berada di banyak tempat dalam satu masa. boleh makan dan minum bila mereka mau. Para Aulia' dan ahli Kasyaf telah meriwayatkan secara Mutawatir akan wujudnya 'Hayah' di peringkat ini. Sehingga di dalam maqam 'Walayah' ada dinamakan maqam Khidir.
- Kehidupan Sayyidina Khidir A.s & Sayyidina Ilyas A.s. Mereka mempunyai sedikit kebebasan dari ikatan seperti kita. Mereka boleh berada di banyak tempat dalam satu masa. boleh makan dan minum bila mereka mau. Para Aulia' dan ahli Kasyaf telah meriwayatkan secara Mutawatir akan wujudnya 'Hayah' di peringkat ini. Sehingga di dalam maqam 'Walayah' ada dinamakan maqam Khidir.
- Peringkat ketiga ini seperti kehidupan Nabi Idris A.s & Nabi Isa A.s. Nursi kata, peringkat ini kehidupan nurani yang menghampiri hayah malaikat
- Peringkat ini pula…ialah kehidupan para Syuhada'. Mereka tidak mati, tetapi mereka hidup seperti disebut dalam Al-Qur'an. Ustadz Nursi sendiri pernah Musyahadah peringkat kehidupan ini.
- Dan yang tingkat Hayah ini atau kehidupan rohani sekalian ahli kubur yang meninggal
Wallahhua'lam. Subhanaka La 'Ilma Lana Innaka
Antal 'Alimul Hakim
Berikut ini kami
nukilkan kisahnya :
1. Nabi KHIDIR A.s
Bukhari, Ibn Al-Mandah,
Abu Bakar Al-Arabi, Abu Ya'la, Ibn Al-Farra', Ibrahim Al-Harbi dan lain-lain
berpendapat, Nabi Khidir A.s. tidak lagi hidup dengan jasadnya, ia telah wafat.
Yang masih tetap hidup adalah ruhnya saja,
sebagaimana firman
Allah SWT:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن
قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
"Kami
tidak menjadikan seorang pun sebelum engkau (hai Nabi), hidup kekal abadi."
(Q.S Al-Anbiya': 34)
Hadist Marfu' dari
Ibn Umar dan Jabir (R.a.) menyatakan:
"Setelah
lewat seratus tahun, tidak seorang pun yang sekarang masih hidup di muka bumi."
Ibn Al-Salah, Al-Tsa'labi,
Imam Al-Nawawi, Al-Hafiz Ibn Hajar Al-Asqalani dan kaum Sufi pada umumnya;
demikian juga Jumhurul-'Ulama' dan Ahl Al-Salah (orang-orang shaleh), semua
berpendapat, bahwa Nabi Khidir A.s. masih hidup dengan jasadnya, ia akan
meninggal dunia sebagai manusia pada akhir zaman. Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam
Fath Al-Bari menyanggah pendapat orang-orang yang menganggap Nabi
Khidir A.s. telah wafat, dan mengungkapkan makna hadist yang tersebut di atas, yaitu
uraian yang menekankan, bahwa Nabi Khidir A.s. masih hidup sebagai manusia. Ia
manusia Makhsus (dikhususkan Allah),
tidak termasuk dalam pengertian hadist di atas.
Mengenai itu kami
berpendapat:
- Kekal berarti tidak terkena kematian. Kalau Nabi Khidir A.s. dinyatakan masih hidup, pada suatu saat ia pasti akan wafat. Dalam hal itu, ia tidak termasuk dalam pengertian ayat Al-Qur'an yang tersebut di atas selagi ia akan wafat pada suatu saat.
- Kalimat di muka bumi yang terdapat dalam hadist tersebut, bermaksud adalah menurut ukuran yang dikenal orang Arab pada masa itu (dahulu kala) mengenai hidupnya seorang manusia di dunia. Dengan demikian maka Nabi Khidir A.s. dan bumi tempat hidupnya tidak termasuk bumi yang disebut dalam hadist di atas, karena bumi tempat hidupnya tidak dikenal orang-orang Arab.
- Yang dimaksud dalam hal itu ialah generasi Rasulullah s.a.w. terpisah sangat jauh dari masa hidupnya Nabi Khidir A.s. Demikian menurut pendapat Ibnu Umar, yaitu tidak akan ada seorang pun yang mendengar bahwa Nabi Khidir A.s. wafat setelah usianya lewat seratus tahun. Hal itu terbukti dari wafatnya seorang bernama Abu al-Thifl Amir, satu-satunya orang yang masih hidup setelah seratus tahun sejak adanya kisah tentang Nabi Khidir A.s.
- Apa yang dimaksud 'yang masih hidup' dalam hadist tersebut ialah: tidak ada seorang pun dari kalian yang pernah melihatnya atau mengenalnya. Itu memang benar juga.
- Ada pula yang mengatakan, bahwa yang dimaksud kalimat tersebut (yang masih hidup) ialah menurut keumuman (Ghalib) yang berlaku sebagai kebiasaaan. Menurut kebiasaan amat sedikit jumlah orang yang masih hidup mencapai usia seratus tahun. Jika ada, jumlah mereka sangat sedikit dan menyimpang dari kaidah kebiasaaan; seperti yang ada di kalangan orang-orang Kurdistan, orang-orang Afghanistan, orang-orang India dan orang-orang dari penduduk Eropa Timur.
Nabi Khidir A.s.
masih hidup dengan jasadnya atau dengan jasad yang baru.
Dari semua
pendapat tersebut, dapat disimpulkan: Nabi Khidir A.s. masih hidup dengan jasad
dan ruhnya, itu tidak terlalu jauh dari kemungkinan sebenarnya. Tegasnya, Nabi
Khidir A.s masih hidup; atau, ia masih hidup hanya dengan ruhnya, mengingat
kekhususan sifatnya.
Ruhnya lepas
meninggalkan Alam Barzakh berkeliling di alam dunia dengan jasadnya yang baru (Mutajassidah). Itu pun tidak terlalu
jauh dari kemungkinan sebenarnya. Dengan demikian maka pendapat yang menganggap
Nabi Khidir A.s. masih hidup atau telah wafat, berkesimpulan sama; yaitu: Nabi
Khidir A.s. masih hidup dengan jasadnya sebagai manusia, atau, hidup dengan
jasad ruhi (ruhani). Jadi, soal kemungkinan bertemu dengan Nabi Khidir A.s.
atau melihatnya adalah benar sebenar-benarnya. Semua riwayat mengenai Nabi
Khidir A.s. yang menjadi pembicaraan Ahlullah
(orang-orang bertaqwa dan dekat dengan Allah S.W.T.) adalah kenyataan yang
benar terjadi.
Banyak sekali
riwayat-riwayat tentang nabi khidir A.s dalam kitab-kitab yang Mu'tabar. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Nabi khidir
A.s masih hidup dan mati ditangan Dajjal.
Dajjal akan
menangkap seorang pemuda beriman. Kemudian dajjal menyuruhnya untuk
menyembahnya, tapi pemuda itu pun menolak dan tetap beriman pada Allah SWT.
Lalu Dajjal membunuhnya dan membelah nya menjadi dua. satu bagian dilempar
sejauh mata memandang dan satu bagian dilempar sejauh mata memandang kesebelah
lainnya. Kemudian Dajjal menghidupkan kembali pemuda itu. Dajjal menyuruhnya
agar beriman kepadanya karena ia telah mematikannya lalu menghidupkannya.
Maka pemuda itu tidak mau dan tetap beriman kepada Allah SWT. Pemuda itu bahkan
mengatakan "Kamu
benar-benar Dajjal!!".
Lalu Dajjal
mewafatkannya lagi.
Ada riwayat yang
mengatakan pemuda beriman ini adalah Nabi Khidir A.s.
(wallahua'lam).
2. Nabi ILYAS A.s.
Ketika sedang beristirahat
datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas A.s. Malaikat itu datang untuk menjemput
ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas A.s menjadi sedih dan menangis.
"Mengapa engkau bersedih..?" tanya malaikat maut.
"Tidak tahulah." Jawab Ilyas A.s.
"Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan
takut menghadapi maut?" tanya malaikat.
"Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali karena aku menyesal tidak boleh lagi berdzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berdzikir memuji Allah," jawab Ilyas A.s.
Saat itu Allah SWT
lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan
memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas A.s berdzikir sesuai dengan permintaannya.
Nabi Ilyas A.s ingin terus hidup semata-mata karena ingin berdzikir kepada
Allah SWT. Maka berdzikirlah Nabi Ilyas A.s sepanjang hidupnya.
"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti." Kata Allah SWT.
3. Nabi IDRIS A.s.
Diriwayatkan Nabi
Idris A.s. telah naik ke langit pada hari senin. Peristiwa naiknya Nabi Idris A.s.
ke langit ini, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT
bermaksud:
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah,
Idris yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat
yang tinggi."
(Q.S Maryam:
56-57)
Nama Nabi Idris A.s.
yang sebenarnya adalah 'Akhnukh'.
Sebab beliau dinamakan Idris, karena beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.
Setiap hari Nabi
Idris A.s menjahit Qamis (baju
kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau
mengucapkan kalimat Tasbih. Jika
pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang
yang memesannya tanpa meminta upah. Walau demikian, Nabi Idris A.s masih
sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat
Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian
Malaikat Maut memohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi
Idris A.s. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.
Nabi Idris A.s.
mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Ketika waktu berbuka puasa telah
tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris A.s, dan
beliau menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda
beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya,
sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris A.s menikmati makanan itu.
Kemudian Nabi Idris A.s berkata kepada Malaikat Maut: "Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan
ini bersama-sama."
Tetapi Malaikat
itu menolaknya.
Nabi Idris A.s terus
melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai
terbit matahari. Nabi Idris A.s merasa heran melihat sikap Malaikat itu.
Kemudian beliau berkata: "Wahai tuan, maukah tuan berjalan-jalan bersama saya
untuk melihat keindahan alam sekitar..?”
Malaikat Maut
menjawab: “Baiklah Wahai Nabi Allah Idris
A.s."
Maka berjalanlah
keduanya melihat alam sekitar dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di
situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut
berkata kepada Nabi Idris A.s.:
"Wahai Idris a.s, adakah tuan izinkan saya untuk
mengambil ini untuk saya makan..?”
Nabi Idris A.s pun
menjawab: “Subhanallah,
mengapa malam tadi tuan tidak mau memakan makanan yang halal, sedangkan
sekarang tuan mau memakan yang haram..?"
Kemudian
Malaikat Maut dan Nabi Idris A.s meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa
oleh mereka bahwa mereka telah berjalan-jalan selama empat hari. Selama mereka
bersahabat, Nabi Idris A.s menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu.
Segala tindak-tanduknya berbeda dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi
Idris A.s tidak dapat menahan hasrat rasa ingin tahunya itu. Dan kemudian
beliau bertanya: "Wahai
tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya...?”
Saya adalah Malaikat Maut." Jawab malaikat maut
"Tuankah yang bertugas mencabut
semua nyawa makhluk...?" tanya Nabi Idris A.s
"Benar ya Idris A.s." Jawab malaikat maut
"Sedangkan tuan bersama saya
selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk...?"
tanya Nabi Idris A.s
"Wahai Idris A.s, selama empat hari ini banyak
sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan
di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap
makanan." Jawab malaikat maut
"Wahai Malaikat, apakah tujuan
tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku...?" tanya Nabi Idris A.s
"Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT
telah mengizinkan niatku itu." Jawab malaikat
maut
"Wahai Malaikat Maut,
kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, yaitu agar tuan mencabut nyawaku,
kemudian tuan mohonkan kepada Allah SWT agar Allah SWT menghidupkan saya
kembali, supaya aku dapat menyembah Allah SWT setelah aku merasakan dahsyatnya
sakaratul maut itu."
Malaikat Maut
pun menjawab: "Sesungguhnya saya
tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan izin dari Allah
SWT."
Lalu Allah SWT
mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris A.s. Maka
dicabutnya nyawa Idris A.s saat itu juga. Dan Nabi Idris A.s pun merasakan kematian
saat itu.
Ketika Malaikat
Maut melihat kematian Nabi Idris A.s itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan
iba dan sedih ia memohon kepada Allah SWT supaya Allah SWT menghidupkan kembali
sahabatnya itu. Allah SWT mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris A.s pun
dihidupkan oleh Allah SWT kembali.
Kemudian
Malaikat Maut memeluk Nabi Idris A.s, dan ia bertanya: "Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan
merasakan kesakitan maut itu...? "
"Bila seekor binatang dilepas kulitnya ketika ia
masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya.
"Padahal kelembutan yang saya lakukan ketika
mencabut nyawa terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah
saya lakukan terhadap siapa pun sebelum tuan." Jawab malaikat maut
"Wahai Malaikat Maut, saya
mempunyai permintaan lagi kepada tuan, yaitu saya sungguh-sungguh berhasrat
melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi,
setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu."
"Wahai Idris A.s. saya tidak dapat pergi ke
Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT." Jawab
malaikat maut
Akhirnya Allah
SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris A.s ke dalam
Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris A.s.
dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya.
Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara,
timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih
dan lain-lain.
Setelah merasa
puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris A.s.
berkata kepada Malaikat Maut: "Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, yaitu
agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya
dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah SWT bagi
kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya
kepada Allah SWT.
Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga,
tanpa perintah dari Allah SWT." Jawab Malaikat Maut.
Lalu Allah SWT
pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris A.s masuk
ke dalam Syurga.
Kemudian
pergilah mereka berdua hingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti
di pintu tersebut.
Dari situ Nabi
Idris A.s dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris A.s dapat
melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para
wali-wali-Nya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan sungai-sungai
yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi
Idris A.s berkata: "Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan
pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka maukah tuan
memohonkan kepada Allah SWT untukku, agar Allah SWT mengizinkan aku memasuki
Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan
dahsyatnya api Neraka...?"
Maka Malaikat
Maut pun memohon kepada Allah SWT. Dan kemudian Allah SWT memberikan izin
kepadanya untuk memasuki Syurga tapi kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris A.s
pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon
Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga.
Setelah beliau
berada di luar, Nabi Idris A.s berkata kepada Malaikat Maut:
"Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.”
"Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.”
Malaikat Maut
pun berkata: “Masuklah ke dalam Syurga,
dan ambil kasut tuan."
Maka masuklah
Nabi Idris A.s, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut
memanggilnya: "Ya Idris A.s,
keluarlah..!”.
“Tidak, wahai Malaikat Maut, karena
Allah SWT telah berfirman: "Setiap yang berjiwa akan merasakan
mati." (Q.S Ali-Imran: 185)
Sedangkan saya telah merasakan
kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud: "Dan tidak ada seorang
pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu."
(Q.S Maryam: 71)
Dan saya pun telah mendatangi Neraka
itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud: "… Dan mereka sekali-kali
tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga)."
(Q.S Al-Hijr: 4)
Maka Allah
menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: "Biarkanlah dia, karena Aku telah menetapkannya di Azali,
bahwa ia akan bertempat tinggal di Syurga."
Allah
menceritakan tentang kisah Nabi Idris A.s ini kepada Rasulullah SAW dengan
firman-Nya:
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah)
Idris yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat
yang tinggi." (Q.S Maryam: 56-57)
4. Kisah Nabi ISA A.s.
Seorang lagi Nabi
Allah yang diceritakan dari kecil di dalam Al-Qur'an ialah Isa A.s. Baginda
diutus kepada kaum Bani Israil dengan kitab Injil yang diturunkan sebelum Al-Qur'an.
Di dalam Al-Qur'an,
Nabi Isa A.s disebut dengan empat panggilan yaitu Isa, Isa putera
Maryam, putera Maryam, dan Al-Masih.
Ibunya seorang
yang sangat dimuliakan Allah. Dia memilihnya di atas semua perempuan di semua
alam. Firman-Nya, "Dan ketika malaikat-malaikat berkata, 'Wahai Mariam, Allah memilih
kamu, dan membersihkan kamu, dan Dia memilih kamu di atas semua perempuan di
semua alam'" (3:42).
Maryam, ibu Nabi
Isa A.s, telah menempuh satu ujian yang amat berat daripada Allah. Dia dipilih
untuk melahirkan seorang Nabi dengan tanpa disentuh oleh seseorang lelaki. Dia
adalah seorang perempuan yang suci.
Kelahiran Nabi Isa
A.s merupakan suatu mukjizat kerana dilahirkan tanpa bapak. Kisahnya
diceritakan di dalam Al-Qur'an. Di sini, ceritanya bermula dari kunjungan
malaikat kepada Maryam atas perintah Allah. Ketika itu, malaikat menyerupai
manusia dengan tanpa cacat. Kemunculan malaikat membuat Maryam menjadi takut
lalu berkata,
“Aku
berlindung pada Yang Pemurah daripada kamu, jika kamu bertakwa (takut kepada
Tuhan)..!”
Dia (malaikat) berkata, “Aku hanyalah
seorang rasul yang datang daripada Pemelihara kamu, untuk memberi kamu seorang
anak lelaki yang suci." (19:18-19)
Pada ayat yang lain, diceritakan bahwa
malaikat yang datang itu telah memberi nama kepada putera yang bakal
dilahirkan. Nama itu diberi oleh Allah, dan dia (Isa) akan menjadi terhormat di
dunia dan akhirat sambil berkedudukan dekat dengan Tuhan. Ayatnya berbunyi:
"Wahai Maryam, Allah menyampaikan kepada kamu
berita gembira dengan satu Kata daripada-Nya, yang namanya Al-Masih, Isa putera
Maryam, terhormat di dunia dan di akhirat, daripada orang-orang yang
didekatkan." (3:45)
Kemudian Maryam bertanya,
"Bagaimanakah aku akan ada seorang anak lelaki sedang
tiada seorang manusia pun menyentuhku, dan bukan juga aku seorang jalang...?" (19:20)
Malaikat menjawab,
"Dia (Allah) berkata, 'Begitulah; Pemelihara kamu telah
berkata, 'Itu mudah bagi-Ku; dan supaya Kami membuat dia satu ayat (tanda) bagi
manusia, dan satu pengasihan daripada Kami; ia adalah perkara yang telah
ditentukan'" (19:21).
Maka lahirlah Isa putera Maryam lebih enam
ratus tahun sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Allah SWT membuat Nabi Isa A.s
dan ibunya satu ayat (tanda) bagi manusia, yaitu tanda untuk menunjukkan
kebesaran-Nya (23:50).
Isa A.s adalah
seorang Nabi dan juga seorang Rasul. Baginda dan beberapa orang rasul telah
dilebihkan Allah SWT daripada rasul-rasul lain. Ada yang Dia berkata-kata
kepadanya, ada yang Dia menaikkan derajad, dan bagi Isa A.s, Dia memberi
bukti-bukti yang jelas serta mengukuhkannya dengan Roh Suci. Firman-Nya:
"Dan rasul-rasul itu, sebahagian Kami
melebihkan di atas sebahagian yang lain. Sebagian ada yang kepadanya Allah SWT berkata-kata,
dan sebagian Dia menaikkan derajad. Dan Kami memberikan Isa putera Maryam
bukti-bukti yang jelas, dan Kami mengukuhkan dia dengan Roh Qudus (Suci)."
(2:253)
Namun begitu,
manusia dilarang oleh Allah SWT untuk membeda-bedakan antara para rasul dan
Nabi. Larangan itu berbunyi,
"Katakanlah, Kami percaya kepada Allah SWT,
dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
dan Ismail, dan Ishak, dan Yaakub, dan puak-puak, dan apa yang diberi kepada
Musa, dan Isa, dan apa yang diberi kepada Nabi-Nabi daripada Pemelihara mereka.
Kami tidak membeda-bedakan seorang pun antara mereka, dan kepada-Nya kami muslim.'"
(2:136)
Akibat membeda-bedakan
Nabi atau Rasul dapat dilihat pada hari ini, yaitu Nabi Isa A.s dipercayai oleh
sebagian pihak sebagai Tuhan atau anak Tuhan, dan Nabi Muhammad SAW, dianggap
macam Tuhan, yang berhak membuat hukum agama.
Oleh karena Isa A.s adalah seorang Nabi maka
baginda diberi sebuah Kitab, yaitu Injil, yang mengandung petunjuk dan cahaya
untuk menjadi pegangan Bani Israil. Selain menyeru kepada Bani Israil untuk menyembah
Allah SWT dengan mentaati Injil, baginda juga mengesahkan kitab Taurat yang
diturunkan sebelumnya. Dua firman Allah SWT menjelaskannya di sini, berbunyi:
"Dan Kami mengutus, menyusuli jejak-jejak mereka, Isa
putera Maryam, dengan mengesahkan Taurat yang sebelumnya; dan Kami memberinya
Injil, di dalamnya petunjuk dan cahaya," (5:46)
dan,
"Aku (Isa) hanya mengatakan kepada mereka apa yang
Engkau memerintahkan aku dengannya: 'Sembahlah Allah SWT, Pemelihara aku dan
Pemelihara kamu.'" (5:117)
Turut disebut di dalam Injil (dan Taurat)
ialah berita mengenai kedatangan seorang Nabi berbangsa Arab, atau Ummiy (7:157),
dan janji dikaruniakan Taman atau Syurga bagi orang-orang yang berperang di
jalan Allah (9:111). Janji itu juga didapati di dalam
Taurat dan Al-Qur'an.
Ketika baginda diutus, manusia sedang
berselisih dalam hal agama. Maka kedatangannya adalah juga untuk memperjelas apa
yang sedang diperselisihkan.
Firman Allah SWT:
"dia (Isa) berkata, Aku datang kepada kamu
dengan kebijaksanaan, dan supaya aku memperjelaskan kepada kamu sebahagian apa
yang dalamnya kamu memperselisihkan; maka kamu takutilah Allah, dan taatlah
kepadaku.'" (43:63)
Baginda juga
memberitahu tentang kedatangan seorang rasul selepas baginda, yang namanya akan
dipuji. Ayat yang mengisahkannya berbunyi:
"Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku (Isa)
rasul Allah kepada kamu, mengesahkan Taurat yang sebelum aku, dan memberi
berita gembira dengan seorang rasul yang akan datang selepas aku, namanya Ahmad
(dipuji)." (61:6)
Seperti Nabi atau
Rasul yang lain, baginda mempunyai pengikut-pengikut yang setia dan juga yang
tidak setia atau yang menentang. Pengikut-pengikutnya yang setia percaya kepada
Allah SWT dan kepadanya. Mereka adalah muslim.
Firman Allah:
"Dan ketika Aku mewahyukan pengikut-pengikut
yang setia, Percayalah kepada-Ku, dan rasul-Ku; mereka berkata, Kami percaya,
dan saksilah Engkau akan kemusliman kami.'"
(5:111)
Pengikut-pengikut
yang setia pula menjadi penolong-penolong, bukan baginya tetapi bagi Allah SWT.
Firman-Nya:
"Berkatalah pengikut-pengikutnya yang setia, Kami
akan menjadi penolong-penolong Allah SWT; kami percaya kepada Allah SWT, dan
saksilah kamu akan kemusliman kami.'" (3:52)
Begitu juga bagi
pengikut-pengikut setia Nabi-Nabi lain, termasuk Muhammad SAW. Semuanya menjadi
penolong-penolong Allah SWT, untuk melaksanakan dan menyampaikan pesan-Nya.
Firman Allah SWT:
"Wahai orang-orang yang percaya, jadilah kamu
penolong-penolong Allah, sebagaimana Isa putera Maryam berkata kepada pengikut-pengikut
yang setia, Siapakah yang akan menjadi penolong-penolong aku bagi Allah SWT?
Pengikut-pengikut yang setia berkata, kami akan menjadi penolong-penolong Allah
SWT." (61:14)
Walau bagaimana
pun, pengikut-pengikut Nabi Isa A.s yang setia memerlukan bukti selanjutnya
untuk mengesahkan kebenarannya dan supaya hati mereka menjadi tenteram. Untuk
itu mereka memohon sebuah meja hidangan dari langit. Kisahnya berbunyi begini:
"Dan apabila pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Wahai Isa
putera Maryam, bolehkah Pemelihara kamu menurunkan kepada kami sebuah meja
hidangan dari langit?'
Dia (Isa) berkata,
'Kamu takutilah
Allah SWT, jika kamu orang-orang mukmin.'
Mereka berkata, 'Kami menghendaki
untuk memakan daripadanya, dan hati kami menjadi tenteram, supaya kami
mengetahui bahwa kamu berkata benar kepada kami, dan supaya kami adalah antara
para saksinya.'" (5:112-113)
Justru itu,
baginda memohon kepada Allah SWT,
"Ya Allah, Pemelihara kami, turunkanlah
kepada kami sebuah meja hidangan dari langit, yang akan menjadi bagi kami satu
perayaan, yang pertama dan yang akhir bagi kami, dan satu ayat (tanda) daripada
Engkau. Dan berilah rezeki untuk kami; Engkau yang terbaik daripada
pemberi-pemberi rezeki." (5:114)
Allah SWT mengabulkan
permintaannya. Lantas, meja hidangan yang turun menjadi satu lagi mukjizat bagi
Nabi Isa A.s. Dan ia juga menjadi nama sebuah surat di dalam Al-Qur'an, yaitu
surat kelima, Al-Maidah.
Selain daripada
kelahiran yang sangat luar biasa dan meja hidangan, Nabi Isa A.s telah dikaruniai
dengan beberapa mukjizat lain. Ayat berikut menjelaskannya:
"Ketika Allah
SWT berkata,
'Wahai Isa putera Maryam, ingatlah akan rahmat-Ku
ke atas kamu, dan ke atas ibu kamu, apabila Aku mengukuhkan kamu dengan Roh
Qudus (Suci), untuk berkata-kata kepada
manusia di dalam buaian dan setelah dewasa …..
Dan apabila kamu mencipta daripada tanah liat,
dengan izin-Ku, yang seperti bentuk burung, dan kamu menghembuskan ke dalamnya,
lalu jadilah ia seekor burung, dengan
izin-Ku,
Dan kamu menyembuhkan orang buta,
dan orang sakit
kusta, dengan
izin-Ku,
Dan kamu mengeluarkan orang yang mati, dengan izin-Ku' …..
lalu
orang-orang yang tidak percaya antara mereka berkata, 'Tiadalah ini, melainkan
sihir yang nyata.'" (5:110)
Walaupun Nabi
Muhammad SAW hanya diberi satu mukjizat, manusia dicegah dari berkata bahwa
Nabi Isa A.s adalah lebih mulia daripada Nabi Muhammad SAW. Karena, seperti
yang sudah diketahui bahwa amalan yang berupa membeda-bedakan para Nabi dan
Rasul adalah dilarang oleh Allah SWT.
"Ketika Allah
SWT berkata, 'Wahai
Isa, Aku akan mematikan kamu, dan menaikkan kamu kepada-Ku, dan Aku
membersihkan kamu daripada orang-orang yang tidak percaya …..'" (3:55)
"Dan aku (Isa) seorang saksi atas mereka
selama aku di kalangan mereka; tetapi setelah Engkau mematikan aku,
Engkau Sendiri adalah penjaga atas mereka; Engkau saksi atas segala
sesuatu." (5:117)
Akan tetapi,
sebagian dari kaum Bani Israil mengatakan bahwa mereka telah membunuhnya dengan
cara di salib. Namun Allah SWT mengatakan yang sebaliknya. Dengan apa yang terjadi
hanyalah satu kesamaan saja.
Firman-Nya:
"ucapan mereka, 'Kami telah membunuh Al-Masih,
Isa putera Maryam, rasul Allah.' Tetapi mereka tidak membunuhnya, dan tidak
juga menyalibnya, tetapi hanya satu kesamaan yang ditunjukkan kepada mereka.
Orang-orang
yang berselisih mengenainya benar-benar dalam keraguan terhadapnya; mereka
tidak ada pengetahuan mengenainya, kecuali mengikuti sangkaan; mereka tidak
membunuhnya, yakinlah." (4:157)
Di akhir zaman
nabi Isa A.s akan turun kembali ke bumi, bukan sebagai nabi tapi sebagai ummat
nabi Muhammad SAW. (mengikut syariat nabi Muhammad SAW). akan berdakwah
mengajak ummat kristiani untuk masuk islam, menghancurkan salib-salib, membunuh
Dajjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar