Tersebutlah seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir
dengan membawa beban yang berat. Walaupun tampak sangat kepayahan, namun
ia tetap berusaha membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak
lama kemudian, seorang laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk
mengangkat bawaannya. Wanitu malang itu menerima tawaran tersebut dengan
senang hati. Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian mereka
berjalan beriringan.
“Senang sekali kamu mau membantu dan
menemani, saya sangat menghargainya”, kata wanita itu. Ternyata ia
adalah seorang wanita yang senang berbicara. Laki-laki itu pun dengan
sabar mendengarkan sambil tersenyum tanpa pernah menginterupsinya. Suatu
saat dia berkata pada laki-laki tersebut, “Anak muda, selama kita
berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan. Jangan berbicara
apapun tentang Muhammad..! Gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan
saya sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi, jangan
berbicara apapun tentang Muhammad..!”.
Dia lalu melanjutkan
lagi, “Orang itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar
nama dan reputasinya kemanapun saya pergi. Dia dikenal berasal dari
keluarga dan suku yang terpercaya, tapi tiba-tiba dia memecah belah
orang-orang dengan mengatakan bahwa tuhan itu satu.”
“Dia
menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin, dan budak-budak.
Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan
kebebasan dengan mengikuti jalannya,” wanita itu melanjutkan dengan
kesal.
“Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia
meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang
bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang
Muhammad..!”
Tak lama kemudian, mereka sampai ke tempat
tujuan. Laki-laki itu menurunkan barang bawaannya. Wanita tua itu
menatapnya sambil tersenyum penuh terima kasih.
“Terima kasih banyak,
anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat
jarang saya temukan. Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi
Muhammad..! Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya.
Kalau kamu lakukan itu, kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan.
Yang ada hanya masalah.”
Pada saat laki-laki itu berbalik
menjauh, wanita itu menghentikannya, “Maaf, sebelum kita berpisah, boleh
saya tahu namamu, anak muda?” Tanya wanita tersebut.
"Nama Saya Muhammad. " Lalu laki-laki itu memberitahukannya sambil tersenyum.
wanita itu terkejut setengah mati.
“Maaf, apa yang kamu
bilang?
Kata-katamu tidak terdengar jelas.
Telinga saya semakin tua,
terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik.
Kelihatannya lucu, saya
pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad.”
“Iya benar sekali, Saya Muhammad..,” laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi pada wanita tua itu sambil tersenyum.
Wanita
itu terpaku memandangi Rasulullah SAW. Tak berapa lama meluncur
kata-kata dari mulutnya, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan-Nya.“
Demikianlah Rasulullah SAW.
Hanya dengan dua kata dari mulutnya yang mulia, serta dibekali dengan
kerendahan hati, kesabaran, dan kewibawaan yang luar biasa, beliau
sanggup mengubah hati seorang wanita tua yang sebelumnya sangat
membencinya menjadi mencintainya hanya dalam waktu singkat.
Betapa agungnya pribadi beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar