Cemburu merupakan pembawaan kaum wanita. Tidak jarang seorang wanita
cemburu karena perkara yang sepele. Karena itu seorang suami harus
menjaga diri terhadap hal yang demikian dan hendaknya jangan sampai
keliru dalam meluruskan masalahnya.
Ini jika sang isteri
tidak berkepanjangan dalam kecemburuannya. Jika ternyata terus
berkepanjangan dalam kecemburuannya, maka tentu setiap keadaan mempunyai
cara sendiri-sendiri untuk mengatasinya. Dahulu isteri-isteri Nabi juga
cemburu, apalagi wanita-wanita jaman sekarang yang lebih banyak dikuasai
oleh setan. Terdapat banyak hadits tentang kisah cembilrunya isteri-isteri
Nabi ; di antaranya: Hadits `Aisyah yang mengatakan, yang artinya:
"Tidakkah
ingin aku ceritakan kepadamu tentang aku dan nabi? Ketika suatu malam
giliranku bersama nabi, beliau membalikkan badan, dan meletakkan
sandalnya di sebelah kakinya dalam keadaan masih terbaring.
Kemudian
beliau menyingkirkan ujung kainnya ke pembaringannya. Sesaat beliau
tetap dalam pembaringannya sampai beliau menyangka kalau aku sudah
tidur. Setelah itu beliau perlahan mengenakan sandalnya, mengambil kain
selendangnya perlahan-lahan, membuka pintu perlahan-lahan dan keluar
perlahan-lahan. Akupun kemudian mengenakan pakaianku mulai dari atas
kepala, aku kenakan kerudungku dan aku tutupkan kainku ke tubuhku lalu
aku berjalan."
Dirukil dan diterjemahkan dengan bahasa bebas dari Al
lnsyirah Adab an Nikah haiaman 65 dan seterusnya oleh Ahmas Faiz
Asifuddin. Disalin dari majalah As-Sunnah edisi 11/III/1420-1999, hal.
48 - 50 dan 57. mengikuti jejak Nabi hingga akhirnya beliau sampai di
(kuburan) Bagi'.
Beliau mengangkat kedua tangannya
(berdo'a) tiga kali. Beliau lama dalam berdo'a. Setelah itu beliau
bergeser pergi, aku pun bergeser pergi, beliau mempercepat langkahnya,
aku pun mmpercepat langkahku. beliau berlari-lari kecil, aku pun berlari-lari kecil, beliau tergesa-gesa, akupun tergesa-gesa, sehingga aku
dapat mendahuluinya. Selanjutnya aku masuk rumah dan berbaring kembali.
Kemudian Rasulullah masuk pula seraya bersabda:
"Mengapa engkau wahai Aisyah? Engkau tersengal-sengal?"
Aisyah menjawab: "Tidak."
Beliau
berkata: "Engkau harus menceritakan kepadaku atau Allah Yang Maha Lembut
dan Maha Tahu yang akan menceritakannya kepadaku."
Aku (Aisyah)
berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh...." Lalu Aisyah menceritakan
kisahnya.
Beliau lalu bersabda: "Adakah engkau seorang yang tadi aku
lihat di hadapanku?"
Aisyah menjawab: "Ya" Kemudian rasullah menepuk dadaku dengan suatu tepukan hingga terasa sakit.
Beliaupun bersabda: "Apakah engkau mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya akan mendzhalimi kamu?"
Aku (Aisyah) berkata: "Betapapun orang menyembunyikan sesuatu, Allah pasti mengetahuinya"
Rasulullah
bersabda: "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku ketika engkau (tadi)
melihat(ku). Ia (Jibril) tidak datang kepadamu sedangkan engkau sudah
melepaskan pakaianmu. Jibril memanggilku, maka aku Aisyah mengira bahwa
Nabi malam itu akan pergi ke sebagian isterinya yang lain (Aisyah
cemburu).
Maka Nabi bersabda kepada Aisyah:
"Apakah engau mengira bahwa Allah dan Rasulnya mendzalimi kamu?"
Yakni
bahwa seharusnya malam itu giliran Aisyah, kemudian Nabi disangka pergi
ke isterinya yang lain. Kalau itu terjadi berarti itu adalah kedzaliman
dan dosa. Tidak mungkin Rasullullah melakukan hal yang demikian itu.
bersembunyi-sembunyi dari pandanganmu. Saya suka jika saya
menyembunyikan diri darimu, Kemudian saya kira kamu sudah tidur, saya
tidak suka jika harus membangunkanmu dan saya khawatir jika kamu ketakutan.
Jibril
memerintahkan aku supaya datang ke (kuburan) Baqi untuk kemudian aku
memohonkan ampun kepada Allah buat mereka (orang-orang yang dikubur di
Baqi)."
Aku (Aisyah) berkata: "Wahai rasulullah apa yang harus aku
ucapkan (ketika datang ke kuburan) ?"
Beliau bersabda: "Ucapkanlah
doa: Keselamatan hendaknya tercurah kepada penghuni kubur dari kalangan
kaum mukminin dan kaum muslimin, semoga Allah memberi rahmat kepada
orang-orang yang mati terdahulu dan yang mati kemudian. Dan kami insya
Allah akan menyusul kemudian."
Hadits yang lainnya lagi
adalah juga hadits Aisyah, Saya mencari Rasulullah, kemudian tangan
saya, saya selusupkan ke rambutnya. maka Nabi bersabda: "Apakah setanmu
sedang datang?"
Saya menjawab: "Apakah engkau tidak mempunyai setan?".
Beliau menjawab:"Punya, tetapi Allah menolongku dari godaan setan itu sehingga ia masuk Islam."
3 Teks kalimat yang ada dalam riwayat Muslim lebih jelas lagi dalam menjelaskan maksud hadits
di atas. Dalam riwayat Muslim tersebut terdapat perkataan Aisyah
sebagai berikut: Rasulullah, telah keluar dari rumah Aisyah, is (Aisyah)
berkata: "Saya cemburu terhadapnya".
2 Kemudian Rasulullah datang dan
melihat apa yang aku lakukan. Maka beliau bersabda: "Mengapa engkau
wahai Aisyah, apakah engkau cemburu?"
Hadits shahih dikeluarkan oleh
Imam Muslim 111/14, Nasa'i IV/91-93; Vll/72-75; Ahmad VI/221 dan
lainnya. Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim XVII/158 Syarh Nawawi, dan
Nasa'i VII/72. Lafal di atas
adalah lafal Nasa'i.
Aku
menjawab: "Mengapa orang semacam saya tidak cemburu terhadap orang
seperti anda?".
Nabi bersabda: "Ataukah setanmu sedang datang kepadamu?"
(al-Hadits).
Demikian pula perkataan Aisyah dalam hadits berikut ini:
Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Saya menyangka beliau pergi
ke istri yang lain. Lalu saya selidiki beliau, ternyata beliau sedang
ruku' atau sujud sambil berdo'a: "Maha suci Engkau dan Maha Terpuji
Engkau, tiada sesembahan yang benar melainkan Engkau."
Maka saya
berkata: "Sungguh-sungguh anda dalam keadaan satu keadaan (ibadah),
sedang saya dalam keadaan lain (digoda oleh rasa cemburu)." (Hadits shahih yang dikeluarkan oleh Muslim: I/351-352; Abdul Baqi, An-Nasi'i VII/72, ath-Thayalisi 1405 dan Iainnya).
Bohongnya Seorang Suami
Seorang
suami boleh berbohong kepada isterinya dalam rangka membuat perasaan
istrinya lega dan dalam rangka memperdalam hubungan kasih sayang antar
keduanya. Hal itu didasarkan pada hadits Ummu Kultsum binti Uqbah yang
manyatakan: Saya belum pernah mendengar Rasulullah membolehkan dusta
sedikitpun malainkan pada tiga keadaan, di mana Rasulullah
mengatakan:"Aku tidak menganggapnya berdusta yaitu seseorang melakukan perbaikan
hubungan antar manusia, ia berkata dengan perkataan yang tujuannya
tidak lain untuk perbaikan hubungan itu, juga seseorang yang berkata
dalam peperangan dan seseorang yang berkata pada istrinya, serta seorang
istri kepada suaminya."
Menanggapi hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan dalam Syarh Muslim:
"Adapun
bohongnya seorang suami kepada istrinya dan bohongnya seorang isteri
kepada suaminya, maksudnya ialah dalam kaitan melahirkan kasih sayang,
memberikan janji-janji yang tidak mengikat dan sebangsanya."
4Muslim
XVII/ 158 Syarh Nawawi.
5Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud XIII/263; 'Aunu al-Ma'bud,
an-Nasa'i, Ahmad VI/404, Ibnu Jabir dalam "Tahdzib al-Atsar" III/131,132,133; Al-Khatib
dalam "al-Khitayah" 180-181 dan lain-lain.
Hadits ini memiliki Syahid dari hadits Asma' binti Yazid yang dikeluarkan oleh at-Tirmidzi
VI/68 tuhfah aI-Ahwadzi, Ahmad VI/454,459,461 dan Ibnu Jabir dalam "Tandzib al-Atsar"
III/128, demikian secara ringkas.
Adapun
bohong yang berisi tipu daya untuk tidak memenuhi hak salah satu pihak,
atau mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya, maka ini adalah haram
berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin." Demikianlah, jadi
cemburu merupakan pembawaan asli kaum wanita. Karenanya para suami harus
pandai-pandai menyiasati kenyataan-kenyataan seperti ini. Termasuk
kebohongan dalam arti memperdaya untuk merampas salah satu pihak, atau
mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya adalah hal yang diharamkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar